Seiring bertambahnya usia, Mustafa pun mengikuti jejak ayahnya untuk terjun ke dunia militer. Bahkan dirinya sempat didaulat menjadi seorang pemimpin pemberontak di masa Kekaisaran Ottoman.
Kekalahan
Usai meruntuhkan Kekaisaran Ottoman pada tahun 1921 karena dampak kekalahan dari Perang Dunia 1, Mustafa lantas diangkat sebagai presiden pertama Turki.
Baca Juga: Ketakutan Sebagai Bahan Bakar dalam Kehidupan
Naiknya Mustafa ke tampuk kekuasaan pun langsung membawa perubahan drastis dengan apa yang dulu telah dilestarikan Kekaisaran Ottoman.
Semenjak kekhalifahan runtuh, Mustafa mereformasi kebudayaan Turki yang berlandaskan nilai keislaman dengan mengubah haluan ke negara Barat sebagai rujukannya.
Selama Mustafa menjabat sebagai seorang Kepala Negara, ia melarang segala bentuk implementasi agama dalam berbagai spektrum.
Contohnya adalah dengan menutup segala jenis pendidikan maupun hukum yang berbasis agama. Alih-alih dekat dengan rakyat, ia justru dimusuhi oleh masyarakat karena sentimennya terhadap agama.
Hingga akhirnya masa pemerintahan Mustafa berakhir karena pemberontakan yang dilakukan oleh dari berbagai lapisan masyarakat mulai dari tokoh politik, militer, hingga rakyat sipil.
Pada 1925, terjadi pemberontakan Kelompok Islam. Bahkan banyak kelompok politiknya yang tidak menyukai Mustafa. Mustafa Kemal tutup usia pada 10 November 1938 saat berusia 57 tahun.