Pengolahan Sampah Sachet Masih Menjadi Tantangan, Ini Faktanya

photo author
- Selasa, 5 Oktober 2021 | 21:57 WIB
Presscon 'Conscious Living' virtual/Gorajuara.com/Tri W
Presscon 'Conscious Living' virtual/Gorajuara.com/Tri W

BANDUNG, GORAJUARA - Tantangan pengelolaan sampah sachet atau plastik multilayer adalah perihal proses penguraiannya yang sulit; sedangkan sampah plastik HDPE, yang merupakan salah satu kontribusi sampah terbesar saat ini, belum memiliki nilai ekonomi.

Melansir data dari Bappenas dan Kementerian Maritim dan Investasi, terdapat sekitar 170 ribu ton sampah yang dihasilkan oleh Indonesia dalam sehari.

Namun hanya sekitar 10 hingga 15 persen yang diproses untuk didaur ulang, di mana 62 persen dari keseluruhan sampah tersebut, didominasi oleh sampah rumah tangga, hal ini dilansir dari data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2020.

Baca Juga: Ridwan Kamil Klaim Siap Maju di Pilpres 2024, Jika PAN Membuka Pintu

Atas dasar itulah, P&G bekerjasama dengan start up Octopus Indonesia dan didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat meluncurkan program Conscious Living.

Program tersebut merupakan kelanjutan dari program Conscious Living yang telah dilakukan oleh P&G sejak tahun 2020 secara internal, yang dilatarbelakangi oleh bentuk pertanggung jawaban P&G atas dampak bisnisnya terhadap lingkungan.

Pada program tersebut, para karyawan telah melakukan pemilahan sampah dan telah berhasil mengumpulkan lebih dari 5.1 ton sampah rumah tangga mereka sendiri untuk didaur ulang.

Baca Juga: Pemkab Garut Sediakan Vaksin Pfizer di Sentra Vaksinasi Pendopo

Melihat kesuksesan tersebut, akhirnya melakukan ekspansi program dengan melakukan multi-kolaborasi dengan pihak-pihak eksternal untuk dampak skala yang lebih besar dengan melibatkan berbagai sektor.

Bahkan mendukung Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang merencanakan kota Bandung untuk tidak lagi memiliki TPA di tahun 2023.

Asrini Suhita, selaku P&G Indonesia Sales Senior Director & Sustainability Leader mengungkapkan bahwa program tersebut bertujuan untuk melestarikan lingkungan dengan mencegah sampah plastik sachet atau multilayer dan HDPE dari produk P&G berakhir di TPA.

Baca Juga: Wabup Garut Apresiasi Baksos Operasi Katarak Klinik Pratama Tarogong

"Hal ini, merupakan bukti komitmen kami untuk mempertanggung jawabkan dampak bisnis kami terhadap lingkungan. Apalagi, kami merupakan pelopor dalam mengimplementasikan proses pengolahan sampah khususnya plastik sachet multilayer dan plastik HDPE yang belum memiliki nilai saat ini," tuturnya.

"Sehingga dapat memiliki nilai ekonomi yang dapat memberikan maanfaat untuk masyarakat," paparnya dalam acara Presscon 'Conscious Living' yang digelar secara virtual, Selasa 5 September 2021.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Buddy Wirawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini