Ridwan Kamil Tegaskan Selama PTM di Jawa Barat Tidak Ada Klaster Covid-19

photo author
- Sabtu, 25 September 2021 | 22:32 WIB
Gubernur Jawa Barat, M. Ridwan Kamil hadiri Paripurna Hari Jadi ke-211 Kota Bandung. (Foto: Gorajuara.com/Prokompim Setda Kota Bandung)
Gubernur Jawa Barat, M. Ridwan Kamil hadiri Paripurna Hari Jadi ke-211 Kota Bandung. (Foto: Gorajuara.com/Prokompim Setda Kota Bandung)

BANDUNG, GORAJUARA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meyakinkan, sementara ini tidak ada klaster Covid-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM) di Jawa Barat.

Hal tersebut dikemukakan Ridwan Kamil dalam klarifikasi terhadap pemberitaan terkait klaster Covid-19 di sekolah.

"Tidak ada atau belum ada klaster Covid-19 selama PTM di sekolah-sekolah di Jawa Barat. Definisi klaster itu jumlahnya banyak dan pusat penyebarannya di satu titik, sudah diklarifikasi Kemendikbud," tegas Gubernur Ridwan Kamil melalui akun Twitternya, Sabtu 25 September 2021.

Baca Juga: Bangunan Dapur Restoran di Food Court Paskal 23 Terbakar, Karyawan Panik

Sebelumnya, disebutkan berdasarkan data dari laman https://sekolah.data. kemdikbud.go.id/ tersebut, sebanyak 1.152 guru dan tenaga kependidikan serta 2.478 siswa di Jawa Barat terinfeksi Covid-19. Terdapat 149 sekolah yang terindikasi menjadi klaster penyebaran Covid-19.

"Yang terjadi adalah, itu jumlah sekolah yang melaporkan dari dulu sampai sekarang yang warga sekolahnya yang pernah terpapar Covid-19 bisa di rumahnya, bisa di tempat publik non sekolah lainnya," ucap Ridwan Kamil.

"Jawa Barat juga sudah konsisten selalu tertinggi dalam penyuntikan dosis vaksin harian di Indonesia termasuk memprioritaskan warga sekolah baik tenaga pendidikan dan siswanya," tambah Kang Emil sapa akrabnya.

Baca Juga: Aziz Syamsuddin Akhirnya Mengundurkan Diri dari Jabatan Wakil Ketua DPR RI

Ridwan Kamil juga menggunggah klarifikasi dari Kemendikbud tentang 4 miskonsepsi terkait pemberitaan klaster PTM terbatas, berikut ini:

1. Angka 2,8 persen satuan pendidikan itu bukanlah data klaster Covid-19 tetapi data satuan pendidikan yang melaporkan adanya warga sekolah yang pernah tertular Covid-19 sehingga lebih dari 97 persen satuan pendidikan tidak memiliki warga sekolah yang pernah tertular Covid-19.

2. Data 2,8 persen belum tentu juga penularan Covid-19 terjadi di satuan pendidikan. Data tersebut didapatkan dari laporan 46,500 satuan pendidikan yang mengisi survei dari Kemendikbudristek.

Baca Juga: Unggahan Rizky Billar Soal Resti Kejora yang Disindir Secara Fisik

3. 2,8 persen satuan pendidikan yang diberitakan itu bukanlah laporan akumulasi dari kurun waktu satu bulan terakhir tetapi 14 bulan terakhir sejak tahun lalu yaitu Juli 2020.

4. Isu yang beredar mengenai 15 ribu siswa dan 7 ribu guru positif Covid-19 berasal dari laporan yang disampaikan 46,500 satuan pendidikan yang belum diverifikasi sehingga masih ditemukan kesalahan, misalnya kesalahan input data yang dilakukan satuan pendidikan, seperti laporan jumlah guru dan siswa positif Covid-19 lebih besar daripada jumlah total guru dan siswa pada satuan pendidikan tersebut. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Buddy Wirawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini