Inggit Garnasih Sosok Perempuan Ulet, Gigih, Penuh Cinta Kasih, Auranya Masih Terasa di Rumah No. 8

photo author
- Rabu, 22 September 2021 | 10:45 WIB
Rumah Ibu Inggit Garnasih. (yourbandung.
Rumah Ibu Inggit Garnasih. (yourbandung.

Namun, Inggit tidak berhasil menyelamatkan kemelut rumah tangganya, akhirnya memutuskan untuk merelakan Soekarno suaminya yang dikasihi dan disayanginya menikah dengan Fatma yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

Sepulangnya dari Bengkulu, Inggit kembali ke Bandung. Pada tanggal 29 Februari 1942, Inggit resmi bercerai dari Soekarno, yang disaksikan oleh Kyai Haji Mas Mansoer. Surat cerai diserahkan oleh Soekarno pada Inggit yang diwakili oleh H. Sanoesi.

Baca Juga: Bupati Minta Kader PKK Turut Andil Dalam Percepatan Vaksinasi

Sejak itu selesailah tugas Inggit menghantar Soekarno sebagai pemimpin dan Bapak Bangsa menuju gerbang kemerdekaan Indonesia. Perjalanan hidup Inggit selanjutnya berlangsung dalam kesendirian dan berusaha menghidupkan dirinya dengan membuat bedak dan jamu.

"Ada dua batu yang masih diabadikan, tersimpan dalam sebuah etalase di ruang jamu dan bedak. Peninggalan itu menjadi satu nilai kuat, bahwa bu Inggit Garnasih adalah sosok yang ulet dan pekerja keras," ungkap salah seorang penjaga rumah Inggit Garnasih, Jajang Ruhiat (46), Selasa 21 September 2021.

Di saat menjelang akhir hidupnya karena usia lanjut, Inggit Garnasih menunjukkan dirinya seorang wanita yang berbudi luhur dan berjiwa besar. Keinginannya untuk bertemu dengan Fatmawati, karena istri Soekarno yang lain seperti Hartini dan Ariyati sudah sering mengunjunginya.

Baca Juga: Operasi Patuh Lodaya 2021 Resmi Dimulai Serentak di Jawa Barat

Atas prakarsa Ali Sadikin, keinginan Inggit terpenuhi, pada tanggal 7 Februari 1980 terjadilah pertemuan antara seorang ibu dengan seorang yang pernah diakui sebagai anak yang kemudian saling bersaing untuk mendapatkan kasih sayang dari Soekarno. Pertemuan itu sangat mengharukan, keduanya saling berpelukan, dengan menangis Fatmawati meminta maaf, dengan ketulusan dan kebesaran jiwanya Inggit Garnasih memaafkan.

Tiga bulan kemudian, Inggit Garnasih berpulang ek Rahmatullah (meninggal dunia) pada tanggal 13 April 1984 pada usia 96 tahun, dan dimakamkan di Pemakaman Umum PORIB, tepatnya di Jalan Makam Caringin - Kopo Bandung.

Begitu besar peranan dan jasa Inggit Garnasih dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia serta ikut berperan dalam membentuk karakter dan pribadi pemimpin bangsa, untuk itu Pemerintah Republik Indonesia telah memberikan tanda jasa kepada beliau berupa.

Baca Juga: Indonesia dan Negara di Kawasan Asia-Pasifik, Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Tanda Kehormatan: 'Satyalantjana Perintis Kemerdekaan', yang dianugerahkan pada tanggal 17 Agustus 1961 ketika beliau masih hidup. Serta 'Bintang Mahaputera Utama' berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 073/TK/1997 tanggal 11 Agustus 1997, yang penyerahannya dilaksanakan pada tanggal 10 November 1997 di Istana Negara dan diterima oleh ahli warisnya yaitu Ibu Ratna Juami. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Buddy Wirawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini