Inggit Garnasih Sosok Perempuan Ulet, Gigih, Penuh Cinta Kasih, Auranya Masih Terasa di Rumah No. 8

photo author
- Rabu, 22 September 2021 | 10:45 WIB
Rumah Ibu Inggit Garnasih. (yourbandung.
Rumah Ibu Inggit Garnasih. (yourbandung.

Bagi Inggit, perkawinan keduanya ini merupakan awal kehidupan memasuki dunia politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Beberapa Cabor Sudah Tiba di Papua dan Langsung Berlatih Persiapan PON XX Papua

Pada waktu dilaksanakannya Kongres Sarekat Islam (1916), Inggit dipercaya untuk memimpin dapur umum, mengatur dan menerima undangan bagi seluruh peserta kongres yang datang dari seluruh tanah air.

Kehidupan rumah tangga Inggit dengan H. Sanoesi berjalan dengan mulus dan penuh kasih sayang, sampai ketika seorang pemuda bernama Soekarno datang dengan berbekal surat dari HOS Tjokroaminoto untuk meminta keluarga H. Sanoesi dapat menerima Soekarno tinggal di rumahnya sebagai anak indekosan dalam rangka student di HTS (sekarang ITB).

Pada saat itu Soekarno sudah 'nikah gantung' dengan Oetari putri dari HOS Tjokroaminoto, namun dalam kehidupan sehari-harinya Oetari hanya dianggap adik oleh Soekarno bukan sebagai istri.

Baca Juga: BNPT akan Dirikan Kawasan Khusus Terpadu Nusantara bagi Mantan Narapidana Teroris di Kabupaten Garut

Cinta adalah anugerah sekaligus misteri, datang dan pergi tidak pernah kita ketahui, hal ini pulalah yang kemudian menjadikan prahara dan badai cinta diantara H. Sanoesi, Soekarno, dan Inggit. Soekarno jatuh cinta pada Inggit Garnasih begitu pula sebaliknya.

Namun dilandasi pengertian yang luhur dan keikhlasan yang suci akhirnya badai itu dapat diselesaikan dengan baik.

Penyelesaian dan kesepakatan antara ketiganya ibarat sebuah mimpi dalam kenyataan. H. Sanoesi dengan segala keikhlasan hatinya menceraikan Inggit yang dikasihinya demi tujuan luhur untuk mendampingi Soekarno yang diyakininya kelak akan memimpin dan memerdekakan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Batasi dan Perketat Pintu Masuk Negara sebagai Antisipasi Varian Mu dan Lambda

Sedangkan Oetari oleh Soekarno diceraikan dan dikembalikan secara baik-baik pada HOS Tjokroaminoto.

Tanggal 24 Maret 1923, Inggit dan Soekarno menikah. Dalam surat nikah dicantumkan usia Soekarno yang baru 22 tahun itu menjadi 24 tahun, sedangkan usia Inggit diturunkan satu tahun menjadi 35 tahun.

Ngkus, itulah panggilan sayang Inggit pada Soekarno. Baginya, Soekarno adalah suami, guru, mitra perjuangan sekaligus kekasih.

Baca Juga: Televisi Tayangkan Acara Tak Pantas, Masyarakat Diminta Segera Lapor ke Komisi Penyiaran Indonesia

Begitupun sebaliknya bagi Soekarno, Inggit adalah istri, mitra dalam berjuang, kekasih dan sekaligus merupakan sosok 'ibu' yang memberikan air kehidupan penyejuk jiwa. Kondisi inilah yang menjadi jiwa Soekarno tetap kokoh dan semangat menjalani suka duka dalam perjuangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Buddy Wirawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini