GORAJUARA - Audit Kasus Stunting Kota Bandung 2024 telah mengungkap titik terang mengenai kesadaran hidup sehat dan bersih di masyarakat, khususnya di Kelurahan Cijerah dan Kelurahan Wates.
Pantauan dari Humas Kota Bandung menunjukkan bahwa upaya menanggulangi stunting tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga melibatkan kesadaran aktif dari masyarakat.
Di Kelurahan Cijerah, Bandung Kulon, empat keluarga yang rentan terhadap stunting mendapat bantuan berupa makanan bergizi dan edukasi kesehatan.
Yena Susanti dan Yusuf Husni, salah satu dari keluarga penerima bantuan, mengakui pentingnya bimbingan yang mereka terima.
Yusuf mengungkapkan bahwa kehamilan istrinya yang diwarnai oleh masalah kesehatan seperti darah tinggi dan hipertensi menjadi perhatian serius bagi mereka.
"Dokter telah memberi kami panduan makanan yang tepat untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi," ujar Yusuf pada Kamis, 20 Juni 2024.
Kesadaran akan pentingnya asupan makanan bergizi tidak hanya terbatas pada mereka.
Warga Kelurahan Babakan Sari, Hermawan Susanto dan Nur Azizah, juga menyadari bahwa memantau kesehatan ibu hamil merupakan langkah penting untuk mencegah risiko stunting.
Dalam upaya menekan angka stunting, Pemkot Bandung juga melibatkan inovasi dari tingkat kewilayahan.
Baca Juga: Berkembang Bareng Fokab Bandung, Capacity Building untuk Anak-anak Jadi Siap Global!
Di Kecamatan Bandung Kulon, Camat Dadang Setiawan menjelaskan tentang inisiatif seperti Gentong Sarebu dan program Cijerah Nu Aing (Nutrisi Atasi Stunting) yang melibatkan aktifitas RW dalam membantu sesama warga yang berisiko stunting.
"Inovasi ini membangkitkan semangat gotong royong di masyarakat untuk saling membantu," ujar Dadang.
Kesadaran ini menjadi kunci utama dalam menurunkan angka stunting di Kota Bandung. Dengan adanya peran aktif masyarakat dan dukungan dari berbagai inisiatif lokal, Pemkot Bandung optimis dapat meminimalisir kasus stunting secara signifikan.