GORAJUARA - Kota Bandung terus berupaya keras dalam menurunkan angka stunting dengan berbagai program edukasi dan bantuan.
Salah satu inisiatif yang sedang berlangsung adalah Audit Kasus Stunting yang dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB).
Pada hari Rabu, 19 Juni 2024, kegiatan audit ini dilakukan di Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong.
Baca Juga: Raperda Keolahragaan Bakal Jadi Payung Hukum Sistem Data hingga Pendanaan Olahraga
Program ini merupakan langkah nyata Pemkot Bandung dalam menangani masalah stunting yang masih menjadi perhatian serius di beberapa wilayah.
Audit ini menyasar 4 keluarga yang berisiko stunting, dengan dukungan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Bandung serta beberapa organisasi masyarakat seperti LazisPersis.
Program ini diharapkan bisa memberikan dampak positif tidak hanya dari sisi bantuan materi, tapi juga edukasi terkait kesehatan dan gizi bagi masyarakat setempat.
Baca Juga: Folmer Silalahi: DPRD Siap Kawal Upaya Penciptaan Solusi Bersama di Pasar Baru Trade Center
Pelaksanaan Audit Kasus Stunting ini berlangsung pada 19-20 Juni 2024, dengan target 4 kecamatan dan 16 penerima manfaat.
Rita Amanah, Subkor Pendayagunaan Penyuluh dan Kader KB DPPKB Kota Bandung, menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan sejumlah OPD dan fokus pada keluarga berisiko stunting.
Keluarga yang menjadi target utama adalah mereka yang memiliki anak usia 0-24 bulan (Baduta), ibu hamil, dan ibu pascamelahirkan.
Baca Juga: Siap-siap! Ada Konser Java Jive dan Nidji di Intimate Concert Jakarta Fair 2024
Menurutnya, selain memberikan bantuan, edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan dan gizi sangat penting untuk mengurangi angka stunting.
Upaya penurunan dan pencegahan kasus stunting juga melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK).