Ketika Perang Pakaian Bekas di Indonesia Membuat Pengusaha Lokal Ketar-Ketir

photo author
- Selasa, 11 April 2023 | 11:28 WIB
Pakaian bekas (Gorajuara/Al Jazeera)
Pakaian bekas (Gorajuara/Al Jazeera)

“Ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Ini sudah beberapa kali kami lakukan dan kali ini adalah klimaksnya,” kata Hasan kepada media setempat.

Baca Juga: Gus Miftah Kunjungi Prabowo Subianto, Dibawakan Blangkon Berjuluk Jendral....

Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, menyebut penumpasan sebagai upaya melindungi pengusaha lokal.

Otoritas bea cukai mengatakan importir gelap mengambil pakaian dari negara Asia lainnya, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam dan Thailand, sebelum menyortirnya ke dalam kategori, seperti denim dan pakaian bayi, dan menjualnya secara massal ke penjual individu.

Bagi penjual seperti Siti, yang pakaiannya dibawa ke Indonesia dari Singapura melalui pelabuhan Tanjung Balai di Indonesia, tindakan keras tersebut telah mempersulit bisnis.

Baca Juga: Tayang Paruh Kedua Tahun 2023, Film Moving ini Suguhkan Action yang Luar Biasa

“Saya harap kami masih bisa membeli pakaian bekas, tetapi saya mendengar bahwa jika pihak berwenang menemukan ada yang diangkut, mereka segera membakarnya,” kata Siti, yang biasanya menjual pakaian bekas satu karung dengan harga sekitar $536 setiap beberapa minggu.

Hotnida Sianturi, penjual pakaian bekas lainnya di Medan, mengatakan dia mendapatkan pakaiannya dari Korea atau Jepang, tetapi sumber produk menjadi semakin sulit karena importir takut barang dagangan mereka akan disita dan dibakar.

Beruntung bagi Hotnida, ia masih memiliki bekal yang tersisa untuk sementara waktu.

Baca Juga: Berharap Bisa Menyanyikan Lagu Eight Bersama, Suga BTS Mengaku Kecewa Karena Tidak Diundang ke Konser IU

“Saya memiliki naluri bahwa akan ada masalah,” katanya kepada Al Jazeera. 

“Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan jika saya tidak bisa mendapatkan stok lagi. Saya harap pemerintah bisa mencapai kesepakatan dengan importir.”

Sementara penjual memprotes larangan tersebut, beberapa orang Indonesia menyambutnya. Rio Priambodo, Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, mengatakan yayasan sangat mendukung langkah tersebut.

Baca Juga: Harga Bahan Pokok Turun Jelang Idul Fitri 1444 H, Presiden Jokowi Kunjungi Pasar Tradisional, Simak Ulasanya!

“Dari segi kesehatan, pakaian bekas memiliki risiko karena dapat membawa bakteri atau jamur yang dapat membawa penyakit dari negara lain ke Indonesia,” kata Priambodo kepada Al Jazeera.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Reynold Untung Manurung

Sumber: Al Jazeera

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini