GORAJUARA – Siti yang berjualan pakaian bekas di Kota Medan, Indonesia, sudah tidak sabar menunggu Ramadan.
Selama bulan suci umat Islam tersebut, para pembeli akan datang berduyun-duyun ke kiosnya, yang terletak di salah satu pasar pakaian bekas terbesar di kota Medan, untuk membeli pakaian menjelang liburan Idul Fitri.
Tapi tahun ini, sedikit berbeda dan membuat Siti risau.
Baca Juga: Bocoran Sinopsis Episode 14 'Progresnya Berapa Persen?' Kecurigaan Lain
Saat Indonesia mengobarkan perang terhadap pakaian bekas, stoknya kini terus menyusut.
“Saya berharap masih ada stok,” kata Siti yang tidak mau menyebutkan nama lengkapnya seperti dilansir dari Al Jazeera.
“Jika tidak ada pakaian, itu berarti tidak ada uang.”
Baca Juga: Menjelang Tamat! Cek Jadwal dan Jam Tayang Episode 14 dan 15 Series Progresnya Berapa Persen?
Indonesia telah lama menjadi rumah bagi perdagangan pakaian bekas yang terus berkembang pesat.
Meskipun pada tahun 2015 telah ada upaya dari pemerintah yang melarang impor pakaian bekas dengan alasan mengancam kesehatan masyarakat dan industri tekstil lokal.
Perdagangan pakaian bekas mendapat pengawasan baru dari pihak berwenang sejak penyelidikan pada bulan Maret 2023, yang menemukan bahwa sepatu bekas yang disumbangkan Singapura dikirim ke Indonesia untuk dijual.
Baca Juga: Terungkap! Meskipun Sudah Menikah, Nagita Slavina Mengaku Raffi Ahmad Bukan Tipenya
Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan, menyatakan perang baru terhadap pakaian bekas yang tidak hanya menargetkan impor ilegal tetapi juga toko barang bekas lokal.
Akhir bulan lalu, dari 7.000 berkas pakaian bekas impor ilegal senilai USD 5,3 miliar dimusnahkan.