“Anak-anak baru dilembagakan, termasuk anak-anak yang orang tuanya terbunuh dan terluka, serta orang tuanya mengalami krisis kesehatan mental akibat perang,” kata pengawas itu.
Baca Juga: Walt Disney Kembali Merilis Film Terbaru! Inilah Sinopsis dan Jadwal Tayang The Little Mermaid
Pada bulan September, Perserikatan Bangsa-Bangsa membahas tuduhan bahwa pasukan Rusia telah mengirim anak-anak Ukraina ke Rusia untuk diadopsi sebagai bagian dari program relokasi dan deportasi paksa skala besar.
Ilze Brands Kehris, asisten sekretaris jenderal PBB untuk hak asasi manusia, mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa pasukan Rusia juga menjalankan operasi "penyaringan" di mana warga Ukraina di wilayah pendudukan menghadapi pemeriksaan keamanan sistematis yang melibatkan "banyak" pelanggaran hak asasi manusia.
Baca Juga: Ternyata Ini Resep dan Cara Membuat Nasi Uduk, Makanan Khas Jakarta yang Enak
“Ada tuduhan yang kredibel tentang pemindahan paksa anak-anak tanpa pendamping ke wilayah pendudukan Rusia, atau ke Federasi Rusia sendiri,” kata Kehris.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya pada saat itu menolak tuduhan tersebut dengan menyebutnya "tidak berdasar", dan menuduh Barat mencoba menodai negaranya.
Nebenzya mengatakan apa yang diberi label "penyaringan" hanyalah mendaftarkan orang yang datang ke Rusia.
Baca Juga: Kajian: Cara Mendapatkan Ilmu yang Bermanfaat Bersama Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
“Sejauh yang kami bisa menilai, prosedur serupa diterapkan di Polandia dan negara-negara Uni Eropa lainnya terhadap pengungsi Ukraina,” katanya kepada Dewan Keamanan pada bulan September.
Dia menambahkan lebih dari 3,7 juta orang Ukraina, termasuk 600.000 anak-anak, telah pergi ke Rusia atau daerah separatis yang dikuasai Rusia di timur Ukraina, tetapi mereka "tidak ditahan di penjara".
Laporan setebal 55 halaman itu juga menyoroti masalah lain, termasuk trauma mental anak-anak terlantar dan penelantaran serta perawatan yang tidak memadai karena kurangnya pengasuh.
Baca Juga: Profil Nani Wijaya, Aktris Legendaris Tanah Air dengan Ratusan Film yang Pernah Dibintanginya
“Banyak anak di institusi harus berlindung selama berminggu-minggu dari pengeboman di ruang bawah tanah tanpa listrik atau air mengalir, termasuk anak-anak penyandang disabilitas,” kata laporan itu.
“Sekelompok anak dari sebuah institusi di Mariupol tidak berbicara selama empat hari setelah mereka dievakuasi ke Lviv pada Maret 2022.”