Lisniari mengatakan bila perubahan nama Kementerian PUPR menjadi PU memberi ruang untuk lebih fokus pada pembangunan infrastruktur dasar yang menyentuh langsung hajat masyarakat.
Lebih lanjut, Lisniari mencontohkan 3 proyek yang kini digarap dengan semangat 'PU 608'.
Pertama, ada proyek pembangunan Sekolah Rakyat di sejumlah daerah terpencil untuk akses pendidikan yang lebih layak.
"Sekolah Rakyat adalah bukti bahwa infrastruktur bisa jadi pintu keluar dari lingkaran kemiskinan.
"Dengan fasilitas yang layak, anak-anak di desa terpencil punya kesempatan yang sama untuk maju," kata Lisniari.
Kedua, PUPR juga memiliki proyek pembangunan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai bagian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam hal ini, Kementerian PU berperan dalam penyediaan infrastruktur dasar dapur ini: mulai dari bangunan, instalasi air bersih, hingga sanitasi.
"Dapur MBG bukan hanya soal fisik, tapi soal generasi masa depan.
"PU hadir memastikan tempat itu higienis, aman dan berfungsi untuk menyediakan makanan sehat bagi anak-anak," ujar Lisniari.
Ketiga, Kementerian PU juga memiliki proyek pembangunan saluran irigasi desa yang menjadi tulang punggung produktivitas pertanian.
Dalam hal ini, saluran irigasi dibangun agar petani tetap mendapat suplai air, terutama saat musim kemarau.
"Kalau petani bisa panen dengan baik, dampaknya langsung ke penurunan kemiskinan dan peningkatan ekonomi lokal.