GORAJUARA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara atau Danantara Indonesia) kembali menjadi 'jembatan' dalam suatu pengembangan proyek strategis di Indonesia.
Dalam hal ini, Danantara menjembatani kerja sama antara PT Pertamina (Persero) (Pertamina) dan PT PLN (Persero) (PLN) untuk pengembangan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik.
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MoU) yang menetapkan kerangka awal kerja sama.
Pengembangan energi panas bumi sebagai pembangkit tenaga listrik ini menjadi bagian untuk mendukung tercapainya Kebijakan Energi Nasional, Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030 serta visi Net Zero Emission 2060.
Sementara itu, kerja sama antara PLN dan Pertamina untuk mewujudkan proyek strategis tersebut telah dituangkan dalam Head of Agreements yang difasilitasi oleh Danantara Indonesia.
Kemudian kesepakatan antarpihak terkait telah disetujui lewat Consortium Agreement, khususnya untuk Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.
Baca Juga: Melanie Subono Cerita Ada YouTuber Minta Helikopter untuk Datang ke Event, Tinggalnya di Cipete
Rosan Roeslani selalu CEO Danantara Indonesia mengatakan bila Danantara senantiasa memperhatikan tata kelola dari pengelolaan aset strategis di Indonesia.
"Pengembangan energi panas bumi merupakan bagian dari agenda strategis nasional dalam memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.
"Kami berkomitmen memastikan bahwa setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional," jelas Rosan.
"Melalui kolaborasi lintas BUMN yang terintegrasi, Danantara Indonesia mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian energi Indonesia," sambungnya.
Dalam kemitraan untuk pengembangan panas bumi sebagai energi listrik, sebanyak 19 proyek eksisting dengan kapasitas sekitar 530 MW akan diakselerasi lewat sinergi operasional dan koordinasi lintas entitas.
