"Dengan menggabungkan kekuatan investor institusional dan pelaku industri, kami membangun pondasi pertumbuhan industri yang skalabel, sekaligus memperkuat daya saing dan ketahanan Indonesia di panggung global," ujarnya.
Adapun proyek pengembangan pabrik kimia Chlor Alkali-Ethylene Dichloride ini telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen per tahun.
Selain itu, proyek ini diproyeksikan mampu menghasilkan devisa hingga Rp 5 triliun per tahun dari ekspor ethylene dichloride serta menghemat impor soda kaustik hingga Rp 4,9 triliun per tahun.
Tak berhenti di situ, tahap kedua dari proyek ini direncanakan untuk memperluas kapasitas produksi klor alkali dan meningkatkan produk turunan berbasis klorin.
Baca Juga: Bukan Suami, Nadya Pasha Sebut Indra Bruggman sebagai Ini ketika Rayakan Ulang Tahun sang Aktor
Saat ini, studi kelayakan tengah dilakukan untuk mengidentifikasi potensi pengembangan produk-produk hilir tersebut.
Direktur Utama Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, menyatakan bahwa proyek ini menjadi langkah krusial untuk mendukung ketahanan industri nasional dan menarik kepercayaan investor terhadap prospek industri kimia di Indonesia.
"Melalui kerja sama ini, kami membangun pondasi kokoh untuk pengembangan industri berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Terpisah, saham emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) terpantau menguat setelah penandatanganan proyek pengembangan pabrik kimia Chlor Alkali-Ethylene Dichloride.
Berdasarkan pantauan NKRI24JAM, saham TPIA naik sebesar 3,28% ke Rp10.225 pada Selasa, 17 Juni 2025.***