Pengakuan ini tentu saja membawa kesedihan mendalam bagi keluarga, terutama bagi ibu dari ATG. Ironisnya, ibunya justru menjadi orang pertama yang menyuruh ATG untuk meninggalkan rumah setelah aksi KDRT tersebut.
Langkah ini diambil oleh ibu ATG bukan tanpa alasan. Ia khawatir bahwa pertengkaran yang lebih hebat akan kembali terjadi antara ATG dan Intan, yang pada saat itu masih dalam kondisi syok dan trauma.
Menurut keterangan dari Kapolsek Sukaraja, Kompol Birman Simanulang, ibu ATG datang ke rumah untuk menenangkan situasi yang memanas setelah kejadian KDRT tersebut.
"Jadi orangtuanya datang, ibunya (Armor Toreador) ke situ, nah, untuk menyenangkan si korban ini, jadi biar agak tenang, ya sudah kamu pergi. Nanti takutnya malah berantem mereka di situ lagi," jelasnya.
Keputusan ini diambil sebagai langkah sementara agar kondisi Intan yang masih syok tidak semakin buruk.
Ibu ATG berusaha untuk menenangkan suasana dengan menyuruh anaknya pergi dari rumah mereka di Desa Cikeas.
Baca Juga: Kronologi Penemuan Mayat Membusuk di Cimahi Bandung, Simak Fakta-Fakta Mengejutkan di Sini
“Jadi yang disuruh pergi itu suaminya. Maksud si ibu (Armor Toreador) ini biar tenang. Si istri di rumah karena masih syok, trauma, jadi ibunya datang mau menyenangkan (menghibur). Si ibu laki itu yang datang karena rumahnya juga dekat di situ, Desa Cikeas,” lanjut Kapolsek.
Tindakan yang diambil oleh ibu ATG ini tidak luput dari perhatian netizen.
Banyak yang merasa tindakan tersebut adalah bentuk dukungan yang salah arah, meskipun niatnya adalah untuk menenangkan situasi.
Beberapa netizen merasa bahwa tindakan ibu ATG yang menyuruh anaknya pergi dari rumah adalah langkah yang tepat untuk mencegah pertengkaran lebih lanjut, namun tidak sedikit pula yang mengkritik keputusan tersebut.
Beberapa komentar yang muncul di media sosial menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap sikap ibu ATG yang dianggap tidak tegas dalam menghadapi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh putranya.
Banyak yang merasa bahwa seharusnya ibu ATG mendukung Intan dan memberikan tekanan lebih kepada ATG untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.