Romantisme yang terpancar dari TPU Terpadu Cikadut bukan hanya sekadar cerita tentang masa lalu.
Ini adalah warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Kehidupan masyarakat Bandung Raya tidak bisa dilepaskan dari kontribusi etnis Tionghoa yang telah ada sejak tahun 1800-an.
Salah satu aspek budaya yang unik adalah tradisi pemakaman mereka, yang berbeda dengan mayoritas warga Bandung yang beragama Islam.
Dengan segala sejarah dan keunikan yang dimilikinya, TPU Terpadu Cikadut bukan hanya sekadar tempat pemakaman, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah masyarakat Tionghoa di Bandung.
Setiap makam yang ada di sana adalah cerita hidup yang patut dikenang dan dijaga.
TPU Terpadu Cikadut Hari Ini
Saat ini, TPU Terpadu Cikadut telah menjadi bagian dari TPU Terpadu yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
TPU Terpadu ini adalah areal tanah yang disediakan untuk tempat pemakaman jenazah atau kerangka jenazah bagi setiap orang tanpa membedakan agama dan golongan.
Data terbaru menunjukkan bahwa ada 8.591 makam di TPU Terpadu Cikadut, dengan rincian 3.845 makam Covid-19 (muslim dan non-muslim) dan 4.746 makam biasa.
Meskipun TPU ini telah menjadi TPU Terpadu yang terbuka untuk semua kalangan, nilai sejarah dan budaya yang dimilikinya tidak boleh dilupakan.
TPU Terpadu Cikadut adalah simbol keragaman yang ada di Kota Bandung, di mana berbagai tradisi dan keyakinan dapat hidup berdampingan dengan harmonis.
Baca Juga: 13 Ide Desain Gapura 17 Agustus 2024, Cocok Buat Meriahkan Agustusan HUT RI ke-79