Meskipun waktu yang dimiliki terbatas, Abah mampu memenuhi tugasnya dengan baik.
Ini menjadi bukti nyata betapa besar pengorbanan dan dedikasinya dalam menyukseskan perhelatan internasional tersebut.
Perjuangan Abah Landoeng dalam Pendidikan
Abah Landoeng lahir di Bandung pada 11 Juli 1926.
Sejak muda, ia sudah menunjukkan kepedulian yang besar terhadap pendidikan.
Setelah lulus dari Algemeen Middelbare School (AMS), Abah mulai berkeliling Kota Bandung dengan sepeda kumbangnya.
Ia bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya, apakah mereka bisa membaca.
Jika tidak, Abah akan berhenti dan mengajar mereka membaca dengan menggunakan papan tulis kecil dan kapur yang ia bawa.
Abah Landoeng tidak hanya mengajar masyarakat biasa, tetapi juga para saudagar kaya di Pasar Baru yang buta huruf.
Dari mereka, Abah sering mendapatkan makanan dan minuman sebagai balas jasa.
Pengabdian Abah dalam dunia pendidikan terus berlanjut, hingga akhirnya ia diangkat menjadi guru di SMPN 4 Bandung.
Namun, pengabdian Abah tidak berhenti di situ.
Ia juga ikut andil dalam perang melawan penjajahan Belanda dan Jepang.