"Total kontribusi aset anak perusahaan ini telah mencapai hampir 10% dari total pada Kuartal I-2024 (dibandingkan 6% pada 2020),
"Sementara kontribusi laba bersih juga tumbuh menjadi 14% dari total (dibandingkan 10% pada 2022)," tulis Edward.
Baca Juga: Kenapa Ya Nonton Drama Korea Banyak yang Baper dan Nangis? Simak Fakta dan Alasannya di Sini
Meskipun punya keunggulan, Edward tak menampik bahwa BRI punya sejumlah tantangan dalam mengelola kualitas aset.
Dalam hal ini, Edward secara konservatif memproyeksikan bank hanya akan memberi pertumbuhan pendapatan moderat pada kisaran 5% dan 10% YoY untuk tahun penuh 2024 dan proyeksi di 2025.
Sucor Sekuritas mengatakan bahwa posisi dominan BBRI untuk segmen pinjaman mikro bakal terus menghasilkan NIM dan tingkat pertumbuhan di atas rata-rata industri dalam jangka menengah hingga panjang ke depannya.
Di samping itu, Sucor Sekuritas percaya jika cakupan kerugian pinjaman yang memadai serta posisi modal yang kuat bakal memungkinkan bank melewati tantangan jangka pendek.
Dengan demikian, Analis Sucor Sekuritas merekomendasikan beli saham BBRI dengan target menyentuh Rp6.400/saham atau menyiratkan 2,8x PBV tahun penuh 2024.
Target itu didukung oleh asumsi tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity/ROE) berkelanjutan menyentuh 23% dengan biaya ekuitas (Cost of Equity) 12%.
Lalu, riset dari Jayden Vantarakis selaku Analis Macquarie juga menargetkan harga saham BBRI lebih tinggi dengan angka Rp7.100/saham.
Terbaru, Victoria Venny selaku Analis MNC Sekuritas merekomendasikan beli saham Bank BRI dengan target Rp6.300/saham.
Adapun konsensus para analis seperti dihimpun Bloomberg yang melibatkan 35 analis menghasilkan target harga saham BBRI pada angka Rp6.175/saham pada 12 bulan ke depan.
Dalam hal ini, sebanyak 33 analis merekomendasikan beli untuk saham BBRI dengan menggunakan pandangan Bullish.
