Namun hingga berita ini diturunkan, Gorajuara belum mendapatkan informasi mengenai kronologi meninggalnya Abel Tasman secara lebih lengkap.
Belum lagi karena kesimpangsiuran berita yang menyebutkan bahwa kemungkinan Abel meninggal karena melindungi temannya yang bernama Sulastri.
Sebagaimana diketahui, saat erupsi Gunung Marapi terjadi, Abel dan Sulastri tepat berada di lokasi dengan jarak hanya sekitar 10-15 meter menuju Puncak Merpati.
Sementara yang lainnya berada di belakang, dan sebagian lainnya memutuskan untuk turun lebih dahulu.
Dugaan mengenai Abel melindungi Sulastri ini juga sempat diungkapkan Herwin bahwa sebelumnya dia melihat Abel dan Sulastri berlindung di carrier masing-masing.
Namun kemudian, Sulastri mengaku bahwa bahunya terluka terkena lempengan batu, dan sempat pingsan selama 10 menit.
Besar kemungkinan, di saat Sulastri pingsan tersebut, batu besar tersebut akan menimpa Sulastri, namun dihadang oleh Abel, hingga akhirnya Abel tewas terkena batu panas Gunung Marapi.
Lokasi Tugu Abel Bukanlah Lokasi Tempat Meninggalnya
Banyak yang menduga bahwa Tugu Abel merupakan lokasi tempat meninggalnya pendaki berkulit sawo matang tersebut.
Namun ternyata hal tersebut keliru. Karena lokasi meninggalnya Abel sangat sulit digali untuk didirikan tugu.
Sehingga dicarilah tempat yang bisa dibuat tugu, yang mana lokasi tersebut kini dikenal sebagai Tugu Abel, tempat ditemukannya jenazah Yasirli Amri, saat Gunung Marapi erupsi, bulan Desember 2023 ini.
Filosofi dari lokasi Tugu Abel ini yang menghadap ke arah Puncak Merpati dimaksudkan agar Almarhum Abel Tasman bisa selalu menghadap dan melihat Puncak Merpati dari arah tugu tersebut.
Tugu Abel sendiri baru dibuat di tahun 1994, tepat 2 tahun setelah Abel Tasman meninggal.
Kini, seiring dengan kabar ditemukannya jenazah Yasirli Amri di lokasi Tugu Abel, Gunung Marapi, nama Abel Tasman kembali mencuat, hingga banyak orang yang mulai mencari tahu mengenai sosok pemuda lulusan SMA 6 Padang tersebut.***
