GORAJUARA – Anak Berkebutuhan Khusus umumnya tidak bisa bersekolah di sekolah umum.Untuk memfasilitasinya, maka didirikanlah sekolah inklusi.
Sekilas, sekolah inklusi hampir sama dengan Sekolah Luar Biasa. Hal ini dikarenakan, keduanya merupakan tempat yang digunakan untuk memfasilitasi Anak Berkebutuhan Khusus.
Namun sebenarnya keduanya berbeda. Terutama jika dilihat dari kurikulum pendidikan yang diberikan. Dimana kurikulum pada Sekolah Luar Biasa umumnya tidak sama dengan yang biasa diberikan di sekolah inklusi.
Dimana pada umumnya, Sekolah Luar Biasa akan menggunakan kurikulum khusus, yang disesuaikan dengan kemampuan Anak Berkebutuhan Khusus.
Sedangkan pada sekolah inklusi, kurikulum yang diajarkan hampir sama dengan kurikulum pendidikan di sekolah umum.
Hanya saja, jika di sekolah inklusi ini, seorang guru pendamping (shadow teacher) dituntut agar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang dibinanya bisa mengikuti kurikulum dengan baik.
Di sekolah ini, ABK biasanya akan diajarkan untuk bersosialisasi serta berinteraksi dengan guru, serta ABK lainnya.
Di sisi lain, setiap 1-2 anak biasanya akan mendapatkan guru pendamping.
Sehingga proses pemberian kurikulum ini bisa berlangsung dengan optimal, meskipun tidak secepat seperti yang biasa terjadi di sekolah umum.
Meskipun begitu, sekolah inklusi tidak hanya ditujukan bagi Anak Berkebutuhan Khusus saja.
Karena anak reguler (normal) lainnya bisa belajar di sekolah tersebut.
Hanya bedanya, untuk anak normal biasanya tidak membutuhkan guru pendamping (shadow teacher) seperti halnya Anak Berkebutuhan Khusus.