Wabah Nipah bukan kali ini saja terjadi tercatat, pertama pada tahun 1998 menginfeksi hampir 300 orang di Malaysia, menewaskan lebih dari 100 orang, dan mendorong pemusnahan satu juta babi dalam upaya membendung virus tersebut.
Baca Juga: Virus Nipah VS Virus Corona: Sama-sama Penyakit Saluran Pernafasan, Mana yang Lebih Bahaya?
Penyakit ini juga menyebar ke Singapura, dengan 11 kasus dan satu kematian terjadi di antara pekerja rumah potong hewan yang melakukan kontak dengan babi yang diimpor dari Malaysia.
Sejak itu, penyakit ini terutama tercatat di Bangladesh dan India, dan kedua negara tersebut melaporkan wabah pertama mereka pada tahun 2001. Bangladesh telah menanggung beban terberat dalam beberapa tahun terakhir, dengan lebih dari 100 orang meninggal karena Nipah sejak tahun 2001.
Lebih dari 600 kasus infeksi virus Nipah pada manusia dilaporkan antara tahun 1998 hingga 2015, menurut data WHO.
Baca Juga: BUMD Diupayakan Harus Meningkat Kinerjanya dari Waktu ke Waktu, Ini Catatannya
Dua wabah awal di India menewaskan lebih dari 50 orang sebelum akhirnya dapat dikendalikan.
Negara bagian Kerala di bagian selatan telah mencatat dua kematian akibat Nipah dan empat kasus terkonfirmasi lainnya sejak bulan lalu. Ini menandai wabah Nipah keempat yang tercatat di Kerala dalam lima tahun, setelah kejadian lain pada tahun 2018, 2019, dan 2021.
Negara bagian ini telah berhasil memberantas wabah sebelumnya dalam hitungan minggu melalui pengujian yang luas dan isolasi ketat terhadap mereka yang melakukan kontak dengan pasien.
Baca Juga: WARNING! Virus Nipah di Kerala India Tewaskan 2 Orang, Pemerintah Setempat Lakukan Hal Ini
Penyakit zoonosis penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia telah berlipat ganda dalam 20 hingga 30 tahun terakhir.
Pertanian industri meningkatkan risiko penyebaran patogen antar hewan, sementara penggundulan hutan meningkatkan kontak antara satwa liar, hewan peliharaan, dan manusia.
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa krisis iklim meningkatkan risiko peristiwa “limpahan zoonosis”, dengan 15.000 kasus virus berpindah antar spesies diperkirakan terjadi dalam 50 tahun ke depan.***