GORAJARA - Balai Guru Penggerak (BGP) Bali membukukan Praktik Baik Sekolah Penggerak di Bali. Kegiatan dirancang dalam tajuk, “Penyusunan Buku Inspiratif Berbagi Praktik Baik” didampingi oleh dua mentor, Cok Agung Anre Juniana, S.Pd., M.Pd.(SPK Dyatmika) dan I Kadek Darsika Aryanta (SMAN Bali Mandara). Sebanyak 15 sekolah inspiratif dari berbagai jenjang (TK/PAUD, SD, SMP, SMA/SMK) menuliskankan pengalaman Praktik Baik-nya melalui pendampingan selama 3 hari di Hotel Harris Kuta, Mall Bali Galeria (26 –28 Desember 2022. Lima belas sekolah itu, sebelumnya telah terpilih melalui Ekspose Praktik Baik pada awal Desember 2022, di Hotel Plagoo Taman Mumbul, Nusa Dua Bali.
Ketua BGP Bali, Dr. I Wayan Surata, S.Pd., M.Pd. mengatakan kegiatan ini berlangsung untuk mengedukasi sekolah di Bali dengan harapan nantinya produk buku yang dihasilkan dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk bergerak maju bersama hebat semua dalam melaksanakan Program Merdeka Belajar dengan Kurikulum Merdeka. “Saya berharap Sekolah Penggerak di Bali bergerak cepat dengan produk literasi yang menginspirasi. Selangkah lebih maju, Ketika BGP di daerah lain belum bergerak, BGP Bali sudah memproduksi buku yang siap dibagikan kepada sekolah lain di Bali dan seluruh Indonesia. Buku ini nantinya akan terbit dalam dua versi, cetak dan digital”, kata I Wayan Surata, mantan Widyaiswara LPMP (BPMP) Bali.
Surata juga mengingatkan kepada peserta agar memberikan masukan kepada BGP Bali terkait dengan penyusunan program Tahun 2023. “Kita ingin, out of the box agar tetap bisa berinovasi tanpa keluar dari regulasi. Penyerapan anggaran dapat dioptimalkan dengan kegiatan bermanfaat bagi sekolah berpihak pada murid”, kata Surata yang telah berhasil melaksanakan kegiatan dengan daya serap anggaran mencapai 84% dalam waktu tiga bulan sejak Oktober 2022.
Baca Juga: Studi Banding SMAN 2 Kuta Selatan Ke SMAN 2 Semarapura
Penyusunan Buku Inspiratif Berbagi Praktik Baik yang diikuti oleh 15 sekolah dengan 30 peserta (2 orang dari masing-masing sekolah). Kegiatan berlangsung hangat dengan pendamping yang lihai dan humanis. Sesekali diselingi gelak tawa di tengah hening serius peserta mengerjakan tugas.
”Saya bersyukur ikut PSP. Baru kali ini menulis, sampai bergadang hingga pk. 02.00 dini hari. . Syukurnya punya tim conten creator yang andal sehingga bisa menulis Lorong literasi sekolah. Mengubah lorong sepi menjadi lorong cinta baca”, kata Kepala SD 1 Loka Paksa, Seririt Buleleng.
Berbeda dengan I Nyoman Adi Suardita dari SDN 13 Pemecutan Denpasar Barat. Ia menulis pengalaman mendampingi siswa pindahan yang di-bullying temannya. Kisahnya ditulis ala Toto Chan sehingga mengalir dan menghanyutkan pembaca, “Terpenting, mampu mengedukasi anak-anak agar terhindar dari bullying”, kata Kepala Sekolah yang mengaku telah menulis dua buku.
Baca Juga: Menkeu Mengajar 7 di SMAN 2 Kuta Selatan, Bali
Pengakuan dua kepala sekolah penggerak itu diharapkan mampu menyebarkan semangat literasi lebih serius dan lebih humanis. Dengan demikian, terhindar dari hoaks yang sering menyebar tanpa filter. Menulis buku (inspiratif) adalah jalan memfilter hoaks. Salam Literasi, Semangat Nanjak Sekolah Penggerak. BGP Bali Maju !.***
