GORAJUARA - Jurnalisme profetik merupakan jurnalisme yang penuh dengan rasa cinta.
Memperhatikan segala aspek kemanusiaan dalam mencari, mengumpulkan, dan mengolah suatu informasi dengan melibatkan olah fisik, intelektual serta spiritual tanpa memandang suku, ras, budaya dan ideologi seseorang.
Kata “profetik” berasal dari Bahasa Inggris “prophetic” yang memiliki arti kenabian.
Maka dapat disimpulkan bahwa jurnalisme profetik ini berkiblat pada akhlak dan perilaku mulia nabi dan rasul yaitu jujur (shiddiq), menyampaikan pesan yang baik (tabligh), terpercaya (amanah), serta penuh dengan kebijaksanaan (fathanah).
Baca Juga: Peringatan HPN, FPKB: Jangan Terjebak Pada Jurnalisme Clickbait
Dengan kata lain seorang wartawan pada dasarnya merupakan pewaris tugas kenabian, yaitu menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan, mengajak orang berbuat baik serta memberantas kebatilan atau amar ma'ruf, nahi munkar.
Dengan adanya jurnalisme profetik ini, berharap kehidupan pers di masa depan dapat berkembang lebih pesat lagi.
Maka jurnalisme profetik memiliki fungsi memberikan informasi yang mendidik juga menghibur, mencerahkan serta memberdayakan publik.
Agar fungsi tersebut dapat terwujud, maka diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
- kebiasaan, agar ada
- independensi, untuk menampilkan
- kebenaran, guna mewujudkan
- keadilan, demi
- kesejahteraan, agar tercipta
- perdamaian, bagi seluruh alam semesta.
Baca Juga: Heboh di Media Sosial Aplikasi Shopee Tak Bisa Dibuka, Pengguna Ngeluh Tak Bisa Belanja Online
Maka dari itu, kedepannya kita memerlukan media pers yang mampu memberitakan masalah besar di antara orang kecil, bukan seperti yang terjadi saat ini, media pers cenderung memberitakan masalah besar, di kalangan orang besar.
Masalah seperti ketidakadilan, kejujuran, serta keterbelakangan, justru merupakan persoalan yang semestinya mendapatkan tempat dalam pemberitaan di media pers nasional.
Namun yang terjadi sekarang, masalah-masalah seperti itu cenderung ditutupi untuk melindungi citra serta nama baik pemerintahan.
Hakikat dari pers itu sendiri adalah memperjuangkan hak-hak dasar dari masyarakat yang terlupakan, tetapi merupakan bagian dari semua persoalan yang dihadapi suatu masyarakat atau bangsa itu sendiri.
Pemihakan terhadap permasalahan besar di antara masyarakat kecil merupakan bagian dari misi jurnalisme profetik.
Hal ini berarti jurnalisme yang secara sadar juga bertanggung jawab dalam memuat kandungan nilai dari cita-cita etik dan sosial yang didasarkan pada emansipasi, liberasi, dan transendensi.
Melalui jurnalisme profetik ini, kita berharap peradaban umat dapat tercerahkan.
Itulah jurnalistik yang harus jadi pilihan untuk dikembangkan menjadi media pemberitaan di masa depan, yaitu pola jurnalistik yang mampu memberikan nilai etik dan moral sebagai landasan dalam menentukan tulisan.