Tenaga Kependidikan Harus Menjadi Ekosistem Penting di Sekolah

photo author
- Sabtu, 19 November 2022 | 21:58 WIB
Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Dr. Praptono saat membuka Kongres VI ATAS Indonesia                                (Foto: Gorajuara.com/Ahmad Fauzi Jaelani)
Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Dr. Praptono saat membuka Kongres VI ATAS Indonesia (Foto: Gorajuara.com/Ahmad Fauzi Jaelani)

“Tentu karena hal tersebut banyak beban-beban yang harus sama-sama kawal, maka gotong royong menjadi hal terpenting dari sesama kita untuk berinovasi. Saya ingin mengajak untuk bisa memberikan dukungan yang maksimal terhadap implementasi kebijakan merdeka belajar,” ucap Praptono.

Baca Juga: Ikatan Cinta Diramalkan Akan Segera Tamat, Arya Saloka Sampai Jadi Kurir Untuk Cari Tambahan Uang

Meski pun tenaga kependidikan berkutat pada area administrasi, jelasnya, tetapi sesungguhnya untuk kegiatan pembelajaran tidak bisa dilepaskan sama sekali dari yang mendukung tenaga kependidikan.

Jujur diakui, sebut Praptono, peran guru penting, bahkan bisa dikatakan sangat penting dan peran kepala sekolah juga penting dalam rangka menghadirkan kepemimpinan pembelajaran, tetapi bukan berarti peran lain abai. Kita belum membangun kolaborasi, kerja sama agar bisa berkontribusi untuk kebijakan-kebijakan merdeka belajar yang sedang kita transformasikan.

“Maka tenaga kependidikan harus tahu apa itu kebijakan merdeka belajar, dan tidak boleh mengabaikan terhadap kebijakan guru penggerak, tidak mau tahu terhadap program sekolah penggerak, serta tidak mau tahu terhadap platform merdeka belajar, perencanaan berbasis data. Tetapi tenaga kependidikan justru harus paham bahwa itu adalah menjadi ekosistem penting dalam sekolah,” tuturnya.

Baca Juga: Soroti Anak Nathalie Holscher, Adzam Menangis Saat Digendong Sule: Sedih Pasti Ada!

Menurut Praptono, kalau sudah demikian, maka sebagai tenaga kependidikan harus tahu apa karakteristik dari kurikulum merdeka, jika kita tidak tahu akan kesulitan untuk memberikan kontribusi.

“Saya ingin sampaikan bahwa di kurikulum merdeka adalah kita harus melayani anak-anak, guru-guru dalam melakukan pembelajaran yang memperhatikan karakter bakat kemampuan, bakat kekhususan dari anak-anak,” ucapnya.

Paradigma barunya, jelas Praptono, adalah melayani pembelajaran yang berpusat pada guru, dan guru mengajar sesuai dengan kafasitas siswanya. Dengan kurikulum merdeka guru akan sangat membutuhkan banyak dukungan, baik dari admistrator, lab, dan perpustakaan.

Baca Juga: Cuaca Panas di Qatar Diwaspadai Inggris Jelang Piala Dunia 2022

“Maka saatnya bagi tenaga kependidikan untuk terus menggali potensi yang dimiliki untuk didedikasikan pada perubahan,” pungkasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rusyandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB