GORAJUARA - Kata multitasking tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita, apalagi saat sedang membahas produktivitas.
Berdasarkan pengertiannya multitasking berarti mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu.
Dalam kata lain, multitasking artinya multitugas. Dikutip Gorajuara.com dari laman the balance careers, multitasking adalah suatu seni mengubah fokus secara cepat dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lain.
Jadi fungsi ideal dari multitasking yaitu untuk mempercepat proses penyelesaian pekerjaan dengan mengubah fokus secara cepat dan tepat.
Baca Juga: Kakak Rizky Billar Buka Suara Soal Adiknya yang Lakukan KDRT pada Lesti Kejora: Ya Enggak Tahu
Jadi bisa disimpulkan bahwa inti dari multitasking adalah menyelesaikan beberapa pekerjaan secara sekaligus.
Hal seperti ini berlaku dalam waktu yang bersamaan ataupun berpindah tugas dengan waktu yang terbilang singkat.
Berniat untuk mengefesiensikan waktu, ternyata kenyataanya multitasking kurang efisien, bahkan membuat kita lebih banyak melakukan kesalahan dan seiring waktu akan berdampak terkurasnya energi dalam tubuh.
Baca Juga: Link Live Streaming Inter Milan vs Barcelona Plus Preview Singkat, Bisa Nonton Sambil Rebahan
Para ahli dalam sebuah hasil penelitian, menyebutkan bahwa ada orang yang bisa melakukan multitasking sejati, walaupun kemungkinannya hanya 1 dari 2,5 persen manusia di dunia ini, jadi sebenarnya orang-orang kebanyakan tidak bisa melakukan multitasking sejati.
Kegiatan berpindah-pindah yang sering kita lakukan bukanlah multitasking melainkan switching (berpindah-pindah aktivitas).
Sayangnya dengan rutin melakukan switching, bisa berdampak buruk bagi kinerja otak.
Baca Juga: Paguyuban Siliwangi Muda Jawa Barat (PSM Jabar) Adakan KASIMA 1 Sebagai Pemenuhan Anggota
Statement tersebut sudah di latar belakangi oleh reset yang menegaskan jika keseringan melakukan switching mengakibatkan brain density di bagian anterior cingulate cortex menjadi menyusut.