I Gede Eka Mahendra, Lokomotif Guru Penggerak dari Bali

photo author
- Selasa, 14 Juni 2022 | 20:48 WIB
I Gede Eka Mahendra, S.Pd., M.Pd., guru SMAN 1 Kuta Bali  meraih 30 penghargaan dari berbagai Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dari Tingkat Lokal, Nasional, dan Internasional (Foto: Gorajuara/dok I Nyoman Tingkat)
I Gede Eka Mahendra, S.Pd., M.Pd., guru SMAN 1 Kuta Bali meraih 30 penghargaan dari berbagai Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dari Tingkat Lokal, Nasional, dan Internasional (Foto: Gorajuara/dok I Nyoman Tingkat)

GORAJUARA,- Tidak banyak orang Kuta, Bali yang menjadi guru. Dari yang sedikit itu, I Gede Eka Mahendra, S.Pd., M.Pd. adalah perkecualian.

Ia dilahirkan di Kuta, Bali pada, 28 Juli 1980. Kiprah prestasinya sebagai guru sudah tampak dari awal ia menjadi guru, sejak 2005 di SMA Negeri Banjar, Buleleng, Bali.

Berbagai kompetisi ia ikuti dan berkali-kali memenangkan lomba karya tulis tingkat lokal, Nasional, dan Internasional. Sampai dengan tahun 2022, ia telah membukukan 30 piagam penghargaan bidang karya tulis ilmiah.

Baca Juga: Dari 10 perusahaan Di Indonesia, 8 Perusahaan Sulit Cari Lulusan S1 Siapa Kerja

Tidak terhitung pula jumlah medali yang diperoleh siswanya dalam bidang karya tulis ilmiah, dari tingkat lokal, nasional, dan Internasional. Tak hanya itu, sejumlah guru SMAN 1 Kuta juga bisa ia gerakkan.

Wajarlah, I Gede Eka Mahendra menjadi lokomotif guru penggerak dari Bali. Sebagai guru di SMAN 1 Kuta sejak 2008, sekarang I Gede Eka Mahendra juga menjadi asesor penggerak merangkap fasilitator Asesor Tingkat Nasional.

Dari prestasi ini, tiga orang guru muda dari SMAN 1 Kuta berhasil menjadi guru penggerak, yaitu Ni Made Yeni Handayani, S.Pd., M.Pd., Ni Luh Lilis Sugiartini, S.S., dan Ni Wayan Karyani, S.Pd. Selain itu, dari SMAN 1 Kuta juga lahir seorang guru sebagai praktisi penggerak, yaitu I Gusti Ketut Atmaja, S.Pd., M.Pd.

Baca Juga: Jenazah Eril yang Utuh dan Wangi Kembali Menjadi Perbincangan, KH. Rakhmad Zailani: Allah Memuliakan Almarhum

Bagaimana trik untuk memenangkan berbagai kompetisi karya ilmiah ?

“Sebagai guru, saya harus tetap belajar sepanjang hayat. Membaca dan menulis caranya. Mengikuti kompetisi adalah metode untuk menjaga kesadaran belajar, belajar, dan belajar. Hasil yang diperoleh adalah buah dari proses kesadaran belajar. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mendewasakan diri”, jawab Eka Mahendra, penerima Satya Lencana dari Presiden RI 2016.

Meski berbagai prestasi telah diraih Eka Mahendra sebagai guru yang merangkap Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Pembina Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR), ia juga menjadi prajuru (pengurus) di Banjar Abianbase Kuta, yang kegiatannya juga padat.

Ini menegaskan Eka Mahendra, prestasi selangit tanpa tercerabut dari akar adat dan budaya Bali yang dikenal dunia adiluhung dan adiluhur. Dapat dibayangkan, betapa sibuknya Eka Mahendra di tengah-tengah Program Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak yang dikawalnya.

Baca Juga: Program Praktisi Mengajar, Mantap Kampus Siap Siap Kolaborasi...

Bagaimana mengatur waktu ?

“Kolaborasi adalah kuncinya. Ciptakan suasana kondusif di keluarga, sekolah, dan masyarakat, niscaya bisa kasmaran belajar. Cinta belajar dan membahagiakan”, kata peraih Guru Berprestasi Malaysia Teacher Award 2020 dari Malaysia Innovation Teacher Award (MIICA).

Selamat Pak Eka telah mengharumkan Bali di bidang pendidikan. Tetaplah bergerak menjadi lokomotif guru Penggerak. Prestasi berikutnya ditunggu. Salam sehat, semangat, dan bahagia senantiasa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Janitra Achmad

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB