GORAJUARA - Tahun 2045 sebentar lagi, generasi emas harus terus kita persiapkan. Mencetak investor saham bisa menjadi solusi untuk bangsa. Toto Suharya Sekjen DPP AKSI, akan mengusulkan anggota AKSI sosialisasikan program cetak investor saham.
Jika seorang pemimpin ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat, puluhan juta paket bantuan tunai hanya akan mensejahterakan rakyat sesaat. Meningkatkan jumlah investor saham dapat mesejahterakan rakyat dalam jangka panjang.
Mencetak investor saham bukan sekedar meramaikan pasar saham, tapi mengumpulkan kapital dari masyarakat untuk digunakan dalam berbagai usaha. Ketika dana diinvestasikan di pasar saham, maka perusahaan akan bergerak menjadi denyut ekonomi untuk rakyat.
Baca Juga: Belajar Sukses dari Vier Abdul Jamal, Trader Kelas dunia dari Indonesia.
Singapura negara kecil, namun jejaring ekonominya di mana-mana, informasi dari komunitas investor, 30% penduduk Singapura adalah investor. Bisa dibayangkan jika 30 persen penduduk indonesia investor saham. Indonesia akan jadi kekuatan ekonomi dunia.
Mencetak investor bukan hanya melatih masyarakat abad 21 melek finansial, tetapi melatih mental. Bisa dihitung secara stantistik, masyarakat Indonesia hampir semua biasa dengan utang. Berbagai barang kebutuhan selalu dibeli dengan kredit.
Mencetak investor bertujuan mengubah mindset masyarakat yang biasa kredit menjadi investatif. Mengubah mental lemah menjadi mental berdaya saing. Mengubah tangan di bawah menjadi tangan di atas.
Baca Juga: Beda Kualitas Manusia Bukan Karena Ras atau Agama , Indonesia Harus Bangkit
Saat ini seorang investor tidak identik dengan modal puluhan juta. Investasi seperti sedekah, bisa dimulai dari dana-dana receh, mulai dari Rp. 5000 rupiah sampai ratusan miliar.
Investasi di pasar saham saat ini bisa dilakukan anak-anak dengan menyisihkan uang jajan. Investasi saham bukan lagi milik kalangan atas, investasi saham bisa jadi milik tukang gorengan di pinggir jalan.
Berkah dari Allah, abad teknologi bisa mengubah mindset masyarakat menjadi kreatif dan berdaya saing. Perubahan mindset bisa dilakukan dengan menciptakan para investor sebanyak mungkin.
Baca Juga: Oleh-Oleh Mudik dari Malaysia, Luthfi Alumni SMAN 2 Bandung, Ceritakan Pengalaman Kuliah di UM
Sekolah-sekolah dijenjang menengah seperti SMA/SMK, harus agresif memberikan edukasi dan dorongan untuk melahirkan banyak investor saham.
Investasi di pasar saham saat ini tidak rumit. Semua dilayani secara online menggunakan aplikasi. Pendaftaran gratis, dan transaksi investasi langsung dari rekening sendiri.