a. Sosialisasi kepada warga sekolah dan menyelenggarakan IHT tentang sekolah penggerak pada seluruh guru.
b. Melakukan sosialisasi kepada komite sekolah dan orangtua peserta didik melalui rapat sosialisasi program sekolah pada awal tahun pelajaran.
c. Menjalin komunikasi secara intensif dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui KCD Wilayah VII.
Baca Juga: Edwin Senjaya Dukung Bandung Jadi Kota Film
Sebelum Kurikulum Merdeka Belajar dilaksanakan, lanjut Didin, mengikuti pembekalan untuk memahami konsep Program Sekolah Penggerak dengan mengikutsertakan kepala sekolah, pengawas, dan 11 guru mewakili mata pelajaran selama 10 hari.
Menetapkan peserta pembekalan 11 guru yang mengikuti program Sekolah Penggerak sebagai Komite Pembelajaran yang berperan sebagai tim pendamping dan role model.
Menyelenggarakan IHT untuk penguatan pemahaman konsep Kurikulum Merdeka Belajar, khususnya bagi guru yang mengajar di kelas X, dan umumnya seluruh guru SMAN 23 Bandung.
“Penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan sesuai dengan dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka Belajar. Penetapan kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Tahun Pelajaran 2021/2022 yang di dalamnya terintegrasi Kurikulum Merdeka Belajar,” ujarnya.
Adapun cara pengintegrasian Kurikulum Merdeka Belajar di SMAN 23 Kota Bandung, menurut Didin, guru-guru perlu didorong untuk menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif yang memungkinan siswa belajar lebih merdeka sesuai kemampuan dan potensinya.
Terlebih model pembelajaran yang memanfaatkan perkembangan teknologi yang sudah sangat berkembang pesat dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Dengan teknologi, tambah Didin, proses pembelajaran akan terjadi dengan mudah dan sangat memungkinkan siswa untuk belajar mandiri dan pastinya belajar lebih menyenangkan karena siswa lebih termotivasi belajar dengan teknologi terutama internet dan gadget.
“Dengan demikian dalam mengintegrasikan kurikulum Merdeka Belajar guru harus memiliki kemampuan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Dalam hal ini, keberadaan teknologi bukan sebagai mata pelajaran, tapi terintegrasi dalam pembelajaran,” pungkasnya.***