GORAJUARA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Islamic Development Bank (IsDB) sepakat jalin kerja sama dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Ini adalah upaya pemerintah untuk mengejar bonus demografi tahun 2030.
Jalinan kerja sama antara Kemenkes RI dan IsDB adalah salah satu upaya pemerintah menangani kesehatan ibu dan anak yang menjadi prioritas utama untuk mengejar bonus demografi tahun 2030 nanti.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, bahwa kesehatan ibu dan anak akan menjadi prioritas utama karena tahun 2030 nanti akan mencapai puncak bonus demografi.
Adapun proyek kerja sama antara Kemenkes RI dan IsDB adalah penguatan Rumah Sakit (RS) nasional dan unit teknis vertikal. Kerja sama ini adalah yang pertama dilakukan dengan rencana pembangunan sarana dan prasarana di enam RS vertikal milik Kementerian Kesehatan di lima provinsi.
6 rumah sakit vertikal tersebut antara lain RS Kanker Dharmais dan RSUP Persahabatan Provinsi DKI Jakarta, RSUP dr. Hasan Sadikin Provinsi Jawa Barat, RSUP dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, RSUP Sanglah Provinsi Bali, dan RSUP dr. Wahidin Soedirohusodo Provinsi Sulawesi Selatan.
Adapun rencana implementasi proyek kerja sama ini terdiri dari:
1. RS Kanker Dharmais, Tower C ''Woman and Child Cancer Center'' terdiri dari 18 lantai dengan tiga basement.
2. RS Persahabatan, Gedung Respirasi ibu dan anak terdiri dari 8 dan 6 lantai.
3. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Gedung Mother and Child Healthcare Centre (MCHC) terdiri dari dari 8 lantai plus 1 basement.
4. RS dr Sardjito, Maternal and Pediatric Tower terdiri dari 8 lantai.
5. RSUP Sanglah Denpasar, gedung ibu dan anak 4 lantai dan 1 basement.
6. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Pusat Layanan Ibu dan Anak terdiri dari 8 lantai dengan 1 unit perparkiran 5 lantai dan 1 basement.
''6 wilayah ini dipilih karena paling banyak populasi penderita penyakit ibu dan anaknya. Jadi dibangunnya di sini rencananya dimulai tahun ini, ada yang Juni ada yang Juli, ground-breaking nya dimulai dan diharapkan selesai semuanya paling lambat tahun 2024,'' kata Menkes Budi.
Adapun komponen proyek kerja sama ini terdiri dari infrastruktur, alat kesehatan, penguatan manajemen proyek, penguatan sumber daya manusia RS, penguatan institusi rumah sakit, dan kesiapsiagaan emergensi.
Anggaran proyek ini terdiri dari IsDB Loan sebesar 261.718.000 USD dan Government of Indonesia (GoI) yang dipenuhi dari anggaran BLU RS Vertikal sebesar 31.361.000 USD.
Presiden IsDB Group, H.E Dr. Muhammad Al Jasser menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara terpenting di Islamic Development Bank (IsDB). Menurutnya, kunci pengembangan sebuah negara adalah dari sektor kesehatan.
Baca Juga: Marcus Gideon Akan Jalani Operasi di Portugal, Netizen Beri Semangat dan Doa
Oleh karenanya, kesehatan ibu dan anak menjadi hal yang sangat prioritas sebab anak-anak adalah masa depan negara.
“Negara anggota IsDB berjumlah 57 dan tujuan kita adalah membantu mengembangkan negara-negara anggota kita termasuk Indonesia. Fokus kita adalah mendukung apapun yang menjadi fokus pemerintah dari negara anggota kita,” katanya.