GORAJUARA - Kurikulum Merdeka memberi kesempatan kepada guru untuk mengetahui minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan siswa. Kurikulum Merdeka mendukung peningkatan kualitas pelayanan pembelajaran dan kualitas lulusan.
Sehingga melalui Kurikulum Merdeka ini akan memberikan ruang bebas berkreasi kepada guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas kompetensi mereka melalui gerakan Merdeka Belajar.
Baca Juga: Sesuai Prediksi Netizen, Azka Corbuzier Menang Telak dari Vicky Prasetyo
Seperti halnya yang dilakukan di SMA Negeri 23 Kota Bandung, dalam memberikan ruang bebas kreasi terhadap guru dan siswa, terkait Kurikulum Merdeka Belajar ini sudah diterapkan sejak tahun ajaran 2021-2022, tepatnya Juli 2021.
Menurut Wakil Kepala SMA Negeri 23 Kota Bandung Bidang Kurikulum, Didin Rahmat, M.Pd., Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan SMAN 23 Bandung melaksanakan sejak Tahun Pelajaran 2021/2022 terdapat 2 model kurikulum, yaitu kurikulum 2013 untuk kelas XI dan XII dan kurikulum Merdeka Belajar untuk kelas X.
“Sehubungan dengan keberadaannya sebagai salah satu sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah dalam hal ini Kemendikbud untuk mengimplementasikan kurikulum Merdeka Belajar melalui program Sekolah Penggerak,” kata Didin kepada Gorajuara.com belum lama ini.
Pengembangan kurikulum Merdeka Belajar di SMA Negeri 23 Bandung dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Melakukan sosialisasi kepada warga sekolah untuk memberikan pemahaman dan menyamakan persepsi.
b. Melakukan pelatihan kepada guru terkait dengan bagaimana mengoperasionalkan kurikulum Merdeka Belajar dalam pembelajaran yang berpusat pada murid yang dilakukan dengan holistik, menarik, bermakna, dan menyenangkan.
Baca Juga: Raih Satu Poin Penting Melawan Persib Bandung, Barito Putera Selamat dari Degradasi
c. Melakukan analisis karakteristik satuan pendidikan untuk menentukan visi dan misi yang mencerminkan karakter dimensi Profil Pelajar Pancasila, meliputi: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.
Baca Juga: Penalti David Da Silva Tidak Gol, Persib Bandung Raih Hasil Seri atas Barito Putera
d. Melakukan pemetaan hasil analisis karakteristik sekolah untuk menyusun kurikulum operasional Merdeka Belajar.
e. Menyusun program pemberdayaan Komite Pembelajaran untuk mengoptimalkan proses implementasi kurikulum Merdeka Belajar melalui kegiatan diskusi secara intensif.
f. Melakukan refleksi dan survey atas apa yang dirasakan guru yang pada saat mengimple-mentasikan kurikulum Merdeka Belajar.
g. Melakukan kegiatan tindak lanjut, atas permasalahan hasil refleksi dan survey dalam bentuk program jegiatan pengembangan diri guru. (IHT, waokshop, Seminar, dan lain-lain).
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMA Negeri 23 Bandung, jelas Didin, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: