“Salah satu pilar pendidikan yang dikembangkan oleh Unesco adalah learning to live together,” tutur Bang Zul.
Baca Juga: Fabio Quartararo Bakal Tetap Gunakan Nomor 20 pada MotoGP 2022
Artinya, jelas Bang Zul, bagaimana belajar untuk menjalani kehidupan bersama. Tujuannya, agar siswa bisa mengetahui permasalahan yang dijumpai dalam hidup bersama tersebut dan bisa dicarikan solusinya, jika terjadi konflik dalam hidup bersama itu.
Bahkan, sebut Bang Zul, dalam learning to live together, siswa belajar menjalani hidup kebersamaan dalam keharmonisan yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan nyata.
Baca Juga: Angel Karamoy Nyembul' dari Kolam Renang Wow Cantiknya
Kalau pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dijumpai dan didapatkan, tandas Bang Zul, malah pertanyaan akan muncul, ini mau dibawa kemana anak pada masa dewasanya, sedangkan pembelajarannya saja dilakukan secara jarak jauh?
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung secara PTM , menurutnya, tidak ada keluhan. Tentu yang paling istimewa, orang tua walaupun secara formal tidak menyatakan kesediaan dan izin untuk mengikuti PTM, tetapi mereka lebih merelakan anaknya datang ke sekolah untuk belajar secara tatap muka.
“Orang tua siswa merasa bangga, karena anaknya selama mengikuti PTM Terbatas sampai sekarangn nyaman dan aman,” ujarnya.
Baca Juga: Dramatis, Aksi Petugas Diskar Evakuasi Kucing yang Telantar 4 Hari di Atas Pohon
Pada tahun ajaran 2020/2021, sebut Bang Zul, kebijakan waktu belajar siswa hanya 50 persen dari muatan kurikulum dan beban belajar, yakni jika 1 mata pelajaran (mapel) 3 jam pelajaran, maka siswa cukup belajar 1 jam pelajaran. Jika 3 jam dan 4 jam pelajaran, maka siswa cukup belajar 2 jam pelajaran.
“Tetapi pada tahun ajaran 2021/2022 sekarang muatan kurikulum dan beban belajar jumlah JP-nya sama sesuai dengan ketentuan, namun lama waktunya yang dikurangi, yakni dari 45 menit 1 JP jadi 30 menit JP,” katanya.
Tak ada yang istimewa dalam PTM di SMA Bina Persada Nusantara Bandung, jelas Bang Zul, tetapi yang penting adalah protokol kesehatan dituangkan dalam tata tertib sekolah, demikian juga minum sambiloto, vitamin C dan lemon tea atau sejenisnya, serta tersedianya asupan lainnya untuk tetap meningkatkan daya tahan dan stamina tubuh.
Menghadapi Covid-19, bebernya, jangan lengah dan tetap harus waspada. Tetapi juga jangan menyerah.
Tantangan itu, kata Bang Zul, kita jawab bukan dengan pembelajaran jarak jauh saja, tetapi coba pikirkan dengan pembelajaran tatap muka, seperti yang dilakukan SMA BPN selama ini.
SMA BPN, menurutnya, siswanya berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, ada atlet volley ball dan program Adem Papua Barat.
Kehadiran mereka di SMA Bina Persada Nusantara Bandung, lanjut Bang Zul, untuk belajar agar bisa meraih masa depan yang gemilang dan akan menjadi orang penting di Indonesia pada masa yang akan datang.
“Itulah yang dipikirkan oleh SMA Bina Persada Nusantara Bandung, kami akan menjadikan mereka seperti yang yang dicita-citakannya,” pungkas Bang Zul.***