GORAJUARA,- SMA Negeri 2 Mengwi Badung Bali meraih juara II Lomba Video Pendek bertema Food Heroes Tingkat Nasional. Lomba yang diselenggarakan BPOM Jakarta itu dilaksanakan secara daring pada masa Pandemi Covid-19.
Ini menggambarkan semangat berprestasi siswa di daerah tidak dapat dianggap enteng. “Walaupun Pandemi, berbagai kompetisi diikuti oleh siswa kami di bawah binaan para guru. Kita tidak boleh kendor, apalagi menyerah. Pantang api semangat dipadamkan”, kata Luh Made Ratna Agustini, S.Pd., M.Pd. Kepala SMAN 2 Mengwi.
Melengkapi prestasi tingkat Nasional, SMAN 2 Mengwi juga me-launching Tari Maskot. Dwisma Jayengrat, Tari Maskot SMAN 2 Mengwi Kabupaten Badung, Bali dilaunching pada HUT ke-21 bertepatan dengan Perayaan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021 saat pandemi Covid-19 belum pulih betul, tetapi Pertemuan Tatap Muka Terbatas (PTMT) sudah digelar.
Baca Juga: Beredar Rumor Suka dengan Raffi Ahmad, Ghea Youbi: Kalau Suka Enggak apa-apa, Rebut Jangan
Itu menandakan aliran inovasi dan kreativitas seni di sekolah ini tidak pernah surut. Lebih-lebih tari mascot ini melibatkan personal yang cukup banyak, 6 penari dan sekitar 35 penabuh gamelan.
Tari Dwisma Jayengrat ini digagas oleh Luh Made Ratna Agustini, S.Pd., M.Pd. terinspirasi dari tradisi mekotek Desa Munggu, Mengwi Badung, Bali. Mekotek adalah tradisi tolak bala dari Desa Munggu Mengwi Badung.
“Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Munggu, setiap hari Raya Kuningan menggunakan sarana kayu pullet yang dilakukan dengan penuh suka cita berkeliling desa. Tradisi mekotek dipercaya sebagai bentuk perayaan kemenangan Raja Mengwi ketika berhasil menaklukan Blambangan dengan sarana tameng yang sampai saat ini disakralkan masayarakat Desa Munggu”, kata Luh Made Ratna Agustini, yang memimpin SMAN 2 Mengwi sejak dua tahun lalu.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Pilih Cewek Cantik Ketimbang Pintar, Sabrina Chairunnisa Langsung Ngegas Bilang Gini
Tari Dwisma Jayengrat bagi SMAN 2 Mengwi adalah representasi dari spirit kemenangan, kekuatan, solidaritas, serta nilai magis yang terpancar dari keindahan tradisi mekotek dengan harapan memberikan vibrasi positip dari dalam memancar keluar.
Landasannya, kata Luh Ratna Agustini, “Sradha Sila Atmanastuti, yang bersumber dari pikiran jernih dengan bertingkah laku yang baik sehingga keheningan hati memancar ke luar memberikan aura positip bagi keluarga besar SMAN 2 Mengwi”.
Menjadi menarik, tari Maskot sekolah ini lahir justru pada masa Pandemi Covid-19, di tengah pembatasan kegiatan masyarakat dan sekolah. Akan tetapi strategi dimainkan oleh nakoda sekolah, dengan berlatih secara bertahap memanfaatkan penata tari dan tabuh, dari guru-guru SMAN 2 Mengwi dengan penata tari I Made Sugiarta, S.Sn., M.Si. dibantu pembina tari I Nyoman Budawati, S.Sn. serta penata Karawitan Win De Kolih.
Pengalaman memimpin dua sekolah sebelumnya, Luh Made Ratna Agustini tercatat telah menggagas tiga tari maskot SMA, yaitu Tari Maskot SMAN 1 Petang dan SMAN 1 Mengwi, dan Tari Maskot SMAN 2 Mengwi. Sebuah rekor penggagas tari maskot paling produktif di Bali. Maka pantaslah, SMAN 2 Mengwi lulus sebagai Sekolah Penggerak 2021 dan pada 2022/2023 siap melaksanakan Kurikulum Merdeka.
Baca Juga: Jazuli Juwaini Mengutuk Keras Politisi India yang Hina Nabi Muhammad SAW
Jika dikaitkan dengan Kurikulum Merdeka yang segera akan diberlakukan tahun pelajaran 2022/2023, SMAN 2 Mengwi sudah bergerak sebelum digerakkan. Garapan tari mascot sekolah ini dapat menjadi salah satu bentuk projek Profil Pelajar Pancasila. Selain itu, tari maskot sekolah juga dapat menjadi pelestari tradisi berkearifan lokal sejalan dengan fungsi sekolah sebagai pusat kebudayaan.
Di Bali, tidak hanya SMAN 2 Mengwi yang memiliki tari Maskot, tetapi juga SMAN 1 Kuta, SMAN 2 Kuta, SMAN 1 Kuta Selatan. Beberapa SMA/SMK di Bali juga memiliki tari maskot. Kegairahan sekolah menciptakan tari mascot selaras dengan visi Gubernur Bali, Wayan Koster, Nangun Sat Kerti Loka Bali, khususnya jana kerti (pengembangan Sumber Daya Manusia) sebagai konsekuensi logis dari Bali mengembangkan Pariwisata Budaya.