edukasi

Terungkap, Perubahan Iklim di Masa Lampau Ada Hubungannya dengan Penyusutan Otak Manusia

Jumat, 21 Juli 2023 | 10:00 WIB
Ilustrasi aktifitas otak manusia. (Gorajuara/ Pixabay/ Tumisu)

GORAJUARA - Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Jeff Mogran Stibel dari Natural History Museum di California, Amerika Serikat, terungkap studi terbaru ada hubungan antara perubahan iklim di masa lampau dan penyusutan otak manusia.

Seperti dilansir dari laman Science Alert, Rabu (19/7/2023), Stibel menggambarkan bagaimana manusia berkembang dan beradaptasi dalam merespons tekanan lingkungan.

"Mengingat tren pemanasan global, sangat penting untuk memahami dampak perubahan iklim, bila ada, pada ukuran otak manusia dan pada akhirnya perilaku manusia," jelas Stibel.

Baca Juga: David Ozora Alami Cedera Otak Parah, Dokter Akui Baru Pertama Kali Tangani Pasien Penganiayaan Seperti Ini

Penelitian tersebut mempelajari bagaimana ukuran otak dari 298 spesimen manusia berubah selama 50.000 tahun terakhir dalam kaitannya dengan suhu global, kelembapan, dan curah hujan.

Sementara ketika suhu lebih panas, rata-rata ukuran otak jadi lebih kecil dibanding saat lebih dingin. Kajian Stibel sebelumnya tentang penyusutan otak mendorong studi terbarunya ini karena dia ingin memahami akar penyebabnya.

"Memahami bagaimana otak telah berubah dari waktu ke waktu pada hominin sangat penting, namun sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan mengenai hal ini," tuturnya.

Baca Juga: Inter Miami Bikin 'Copy Barcelona' di MLS, Giliran Jordi Alba yang Diangkut dari Negeri Spanyol

"Kita tahu bahwa otak telah tumbuh pada seluruh spesies selama beberapa juta tahun terakhir, namun kita hanya tahu sedikit tentang tren makroevolusi lainnya," sambungnya

Stibel memperoleh data tentang ukuran tengkorak dari 10 sumber terpisah yang sudah dipublikasikan, dengan total 373 pengukuran dari 298 tulang manusia selama 50.000 tahun.

Dia kemudian memasukkan perkiraan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan wilayah geografis dan jenis kelamin untuk memperkirakan ukuran otak.

Stibel melakukan penelitiannya menggunakan empat rentang usia fosil yang berbeda, yaitu 100 tahun, 5.000 tahun, 10.000 tahun, dan 15.000 tahun untuk membantu mengoreksi kesalahan penanggalan.

Lalu dia membandingkan ukuran otak dengan empat catatan iklim, termasuk data dari European Project for Ice Coring in Antarctica (EPICA) Dome C.

Dalam 50.000 tahun terakhir, telah terjadi fenomena Glasial Maksimum Terakhir, yang menyebabkan suhu rata-rata menjadi lebih dingin secara konsisten hingga pengujung Zaman Pleistosen Akhir. Kemudian pada Zaman Holosen suhu rata-rata naik hingga hari ini.

Halaman:

Tags

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB