GORAJUARA - Pembelajaran Kokurikuler tidak ada bedanya dengan program P5 pada kurikulum merdeka. Perbedaan hanya pada kebijakan teknis saja.
Berdasarkan panduan kokurikuler dari Badan Standar Kurikulum Kementerian Dikdasmen, Kokurikuler berfokus pada pembentukkan karakter mengacu pada tujuh profil lulusan.
Pelaksanaannya dapat dilakukan tiga cara. Pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu; Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH); dan/atau cara lainnya.
Baca Juga: Nabung Saham Buat Yang Bosan Hidup Miskin... Lo Kheng Hong Belajar Saham dari Membaca Buku
Cara lainnya mengacu pada kurikulum satuan pendidikan dan/atau kebijakan pemerintah. Satuan pendidikan dapat memilih cara pelaksanaan kokurikuler disesuaikan potensi dan kebutuhan.
Kriteria kegiatannya selain fokus pada karakter, dikembangkan tema sebagai muatan pembelajaran yang relevan dengan konteks sosial budaya dan karakteristik murid.
Mengelola alokasi waktu secara fleksibel mengacu pada struktur kurikulum yang berlaku. Pengelolaan waktu dibuat lebih terbuka sesuai kebutuhan sekolah.
Baca Juga: Inilah Bukti Kehadiran Guru Tidak Tergantikan... Cara Kreatif Guru Tambah Penghasilan...
Kegiatan terrencana dengan mengembangkan rangkaian kegiatan secara terstruktur (memuat tujuan, langkahlangkah pelaksanaan, dan asesmen).
Praktik pedagogis dalam kokurikuler mengutamakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu melalui pembelajaran aktif seperti model pembelajaran.
berbasis penyelidikan (inquiry), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran berbasis masalah.
Baca Juga: Panca Waluya Jadi Pedoman Pendidikan Istimewa... Begini Inovasi Penerapannya di Sekolah...
Murid diberi ruang eksplorasi yang memungkinkan murid mengonstruksi pengetahuan dan membangun makna secara mandiri maupun kolaboratif.
Kokurikuler hanya penyempurnaan dari program yang sudah berjalan sebelumnya. Di dalam pembelajaran kokurikuler tema lebih fleksibel dikembangkan mengacu pada kebutuhan nyata.***