GORAJUARA - Jangan ikut ikutan Swedia. Perlu kajian apakah anak anak Indonesia perlu mendapatkan pembatasan dalam menggunakan gadget.
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI, merespon rencana pemerintah untuk melakukan pembatasan penggunaan gadget pada anak-anak, sebagai wacana yang harus dipikirkan bersama.
Kebijakan-kebijakan yang nantinya menyangkut pada dunia pendidikan harus berdasarkan pada penelitian. Hasil penelitian yang digunakan bersumber pada penelitian dalam negeri bukan di negeri orang lain.
Baca Juga: Menyambut Ramadan Bulan Literasi... Puasa Bermanfaat Untuk Otak...
Di era post modern, kita harus mandiri dalam mengambil kebijakan tidak ikut-ikutan. Lain ladang lain belalang. Berbagai riset tentang manfaat teknologi informasi bagi anak Indonesia perlu diungkap.
Berdasar hasil pengamatan di lapangan, keberadaan teknologi informasi tidak dapat disalahkan. Anak-anak Indonesia perlu pemahaman mendalam tentang keberadaan teknologi informasi.
Di lapangan anak-anak SMA terlihat belum cukup memahami bagaimana memanfaatkan dan menerapkan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: SMAN 15 Bandung Siapkan Tiga Proyek Ramadan... Target Hasilkan Tiga Karya Kreatif...
Ketika, sedang Jum'atan, mendengarkan ceramah, masih banyak terlihat anak-anak menggunakan HP untuk main game. Kejadian ini terus terjadi berulang-ulang.
Kasus ini memberi kode kepada dunia pendidikan tentang pentingnya pengajaran etika pemanfaatan teknologi informasi.
Hasil riset terhadap 8.600 orang, rentang umur 18-60. Semua peserta disuruh memainkan game yang dirancang seminggu tiga kali selama 10 menit. Setelah enam minggu tidak ada perubahan.
Baca Juga: Fakta Anak-Anak Indonesia... Punya Keunggulan Suka Bangun Pagi...
Main game tidak menjamin meningkatkan ingatan dan kemampuan otak. Penelitian lain menyebutkan tidak ada bukti main game bisa membuat otak pintar.