GORAJUARA - Ketika di sekolah ada program menabung, pasti sebagian orang berpikir, harus menyisihkan sebagian uang dan harus lebih banyak menghasilkan uang.
Jadi supaya bisa menabung lebih banyak, kita harus menambah penghasilan. Jika pemahaman seperti ini, sudah pasti hidup akan terasa stres.
Kerja keras untuk menambah penghasilan, bukan saja jadi beban fisik tapi juga jadi beban mental, karena berapa penghasilan yang kita dapatkan di luar kendali kita.
Baca Juga: Pisang Aneh di Gunung Galunggung... Setelah Makan Pisang Air Kencing Jadi Berwarna Kuning...
Sebaliknya, jika program menabung dianggap sebagai dorongan untuk hidup hemat dan efisien, nasib hidup lebih jelas ke depan. Hidup hemat dan efisens berpotensi meningkatkan jumlah tabungan.
Selanjutnya, untuk meningkatkan jumlah tabungan bukan menambah penghasilan, tapi menambah kerendahan hati. Orang rendah hati tidak akan terbawa emosi untuk foya-foya.
Kegagalan program nabung di sekolah, anak-anak diajari menabung untuk membeli barang konsumtif. Anak-anak menabung, setelah terkumpul dana dibelikan telepon merek terbaru.
Baca Juga: Mengajarkan Anak Jadi Orang Kaya... Guru Harus Mengerti Arti Kekayaan...
Program menabung saat ini harus dilengkapi dengan kata investasi. Instrumen menabung plus investasi bisa dilakukan di sekolah dengan mengenalkan produk saham di pasar modal.
Program nabung plus investasi untuk siswa bisa melatih pola pikir visioner, punya cita-cita, dan melatih pola hidup hemat dan efisien, dan melatih pola pikir rasional.
Program nabung tidak sederhana hanya menyisihkan uang. Program nabung harus didukung oleh melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan rasional efektif, efiesien.
Memperbanyak tabungan yang paling masuk akal adalah membudayakan hidup hemat, dan mengembangkan sikap rendah hati.***
