GORAJUARA - Dr. Toto Suharya, M.Pd. Sekjen DPP AKSI menjelaskan perbedaan gaya belajar abad 20 dengan abad 21. Penting untuk dipahami dan diajarkan pada peserta didik oleh guru.
Jika anda masih nunggu guru untuk belajar, anda belum masuk abad 21. Abad 21 ditandai sebagai abad teknologi informasi. Gaya belajar masyarakat informasi telah bergeser.
Di abad teknologi informasi belajar tanpa harus mutlak hadir guru. Sekarang belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja secara mandiri.
Sekarang motivasi belajar bukan karena dorongan guru tapi dorongan sendiri karena punya cita cita. Peserta didik yang punya cita-cita dia sudah punya tujuan hidup.
Cita-cita bisa mendorong peserta didik belajar secara mandiri. Jika cita cita mau kaya, tidak perlu nyari guru untuk belajar ilmu kaya, langsung saja cari ilmunya dengan bantuan teknologi informasi.
Satu satunya cara terpenting belajar di abad teknologi informasi adalah bertanya. Jika kita ingin kaya, langsung saja bertanya di internet, bagaimana cara jadi kaya?
Setelah disajikan beberapa jawaban, tinggal pilih mana yang lebih realistis dan sesuai dengan kemampuan. Kegiatan memilih disebut kemampuan berpikir analisis.
Setelah menemukan jawaban terbaik, maka segera lakukan untuk mencoba. Kemampuan ini disebut dengan kemampuan berpikir mengambil keputusan.
Setelah melakukan uji coba, setiap orang akan bertemu dengan kegagalan dan keberhasilan. Setelah lalui tahap gagal atau berhasil pikirkan apa kekurangan atau kelebihannya.
Baca Juga: Menyikapi Fenomena Kotak Kosong... Sekolah Punya Pekerjaan Rumah...
Berpikir untuk menemukan kekurangan dan kelebihan disebut kemampuan berpikir refleksi. Setelah melakukan siklus bertanya, analisis, ambil keputusan, dan refleksi lakukan berulang.
Tahap mengulang siklus belajar di atas akan menguji komitmen dan kesabaran seseorang dalam belajar. Kesabaran selalu melahirkan kesuksesan.