GORAJUARA - Pengajaran wirausaha digital bisa jadi fokus pelajaran di sekolah. Wirausaha digital menyadarkan murid-murid bahwa sekarang eranya digital.
Realitas murid-murid berdasarkan hasil supervisi pada guru ekonomi, murid-murid belum punya kesadaran untuk hidup mandiri, terutama dalam masalah finansial.
Dari jurnal pengeluaran harian penggunaan uang jajan murid-murid, rata-rata semua uang jajan digunakan untuk konsumsi. Sedikit sekali ditemukan budaya nabung atau investasi.
Baca Juga: Mau Kaya Berguru Pada Nabi Sulaiman...
Program kewirausahaan digital dikenalkan untuk literasi dan kemandirian. Kemandirian sangat penting diajarkan sebagai salah satu kompetensi lulusan yang harus diwujudkan.
Dari hasil wawancara siswa dan mahasiswa, generasi kita terlalu lama dimanja, karena selama pendidikan ditemukan cenderung mereka masih mengandalkan 100% biaya orang tua.
Belajar dari murid Amerika Serikat, usia 14 tahun mereka sudah belajar untuk punya penghasilan sendiri dengan bekerja cuci piring atau paruh waktu.
Usia 17 tahun rata-rata mereka sudah punya kemandirian finansial dan melakukan investasi di pasar modal, demikian informasi dari murid peserta pertukaran budaya ke Amerika Serikat.
Para kepala sekolah guru bisa belajar dari negara lain bagaimana murid-murid supaya bisa belajar mandiri sedini mungkin. Sekalipun tidak 100% mandiri, minimal murid sudah punya pemikiran mandiri.
Wirausaha digital bisa jadi konten belajar melatih murid mandiri finansial. Setidaknya dengan mengenalkan wirausaha digital, kelak murid-murid tidak tergantung pada kerja ditempat orang.
Baca Juga: Ukurang Orang Kaya Menurut Al Quran...
Mengajarkan murid wirausaha digital bisa dilakukan sebagai tema proyek kolaboasi antar pelajaran atau tema spesifik di mata pelajara ekonomi dan kewirausahaan.
Dua metode di atas bisa dilakukan sangat tergantung pada kreativitas guru. Tujuannya adalah membantu murid-murid beradaftasi dengan situasi zaman saat ini.***
