GORAJUARA - Bertemu "Guru Edan" dari Jampang Sukabumi Selatan. Beni Bunyamin lulusan jurusan pendidikan Sejarah UPI tahun 80-an.
Dijuluki "Guru Edan" karena kreativitas dan kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan tidak ada matinya. HIngga saat ini masih terus menggerakkan kegiatan-kegiatan sosial.
Beni Bunyamin ditempatkan mengajar di SMA di Sukabumi Selatan. Berbekal organisasi penicnta alam jurusan pendidikan sejarah Margasophana, beliau membimbing murid-murid cinta alam.
Baca Juga: Kepala Sekolah Berkarakter Cinta Lingkungan dan Budaya Lokal... Melaksanakan Kongres di Bandung...
Kegiatan cinta alam menjadi jalan bagi Beni Bunyamin mengajarkan murid-murid peduli lingkungan alam dan sosial.
Bersama anak didiknya membuat program edan, yaitu 99 bedah rumah jompo. Program ini tidak berjalan sekaligus tapi bertahap dengan target 99 rumah jompo.
Penggalangan dana dilakukan terbuka kepada siapa saja yang tergerak hatinya untuk menyumbang. Pengerjaan bedah rumah dilakukan bersama murid dan masyarakat.
Baca Juga: Guru Beban Negara atau Negara Beban Guru....
Menurut Beni Bunyamin, program ini kecil tapi membawa pesan kepada kita bahwa dengan budaya gotong royong, semangat berbagi, kita bisa selesaikan masalah bersama.
Beni Bunyamin juga sangat peduli pada pendidikan dan keagamaan. Selain bedah rumah orang tua hompo, beliau juga lakukan bedah tajug-tajug tempat shalat yang sudah tidak layak.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama islam, kini beliau merintis sebuah lembaga pendidikan pesantren di wilayah sukabumi selatan.
"Guru Edan" ini mimpinya besar dan tidak pernah mengeluh dengan keadaan. Semua dikerjakan dengan niat baik dan mewujudkan idenya menjadi kenyataan dengan tindakan nyata.
Untuk menunjukkan dan mengajarkan rasa nasionalisme pada negara dan cinta pada alam, setiap tahun guru edan bersama murid-murid selalu membuat agenda upacara di pantai.