GORAJUARA - Ketika memasuki bulan Ramadan, banyak orang mengeluh karena tidak makan dan minum seharian. Padahal Ramadan hanya tidak makan satu kali saja yaitu makan siang.
Mengapa ketika bulan Ramadan seolah-olah kita tidak makan dan minum sama sekali. Padahal hanya satu kali makan siang saja yang tidak kita lakukan.
Di dalam otak besar ada fungsi otak yang mengendalikan rasa lapar di atur pada bagian otak Hipotalamus. Rasa lapar dapat dikendalikan dari bagian Hipotalamus.
Baca Juga: Otak Spiritual...dan Rakyat Palestina....
Pengendalian otak dengan membangun kesadaran. Hipotalamus berada di bagian otak besar yang sering disebut sebagai otak keadaran, rasional.
Kesadaran otak dibangun oleh berbagai pengetahuan yang diterima otak melalui pancaindera. Untuk mengurangi lapar otak perlu adaftasi dengan keadaan yang dihadapi.
Proses adaftasi otak dapat dilakukan dengan memahami keadaan dari berbagai informasi dan mengubah persepsi. Salah satu persepsi yang bisa kita ubah adalah pengertian puasa.
Baca Juga: Sambil Puasa Ramadan...Sambil Praktek Hidup Frugal....
Puasa bukan menahan lapar dan haus, tetapi upaya inten mengendalikan hawa nafsu, dengan mengubah pola makan yang biasanyanya tiga kali makan menjadi dua kali makan.
Pola makan yang biasanya, makan pagi, siang, dan malam, menjadi makan pagi dan malam. Jadi puasa bukan menahan lapar dan haus, tapi mengendalikan diri hanya dua kali makan sehari.
Konsep puasa menahan lapar dan haus akan dipersepsi oleh otak dengan hormon adrenalin dengan menahan rasa lapar dan haus. Respon yang dihasilkan menjadia stres.
Baca Juga: Kripto Bisa Jadi Gerakan Perubahan Politik...Gerakan Politik Donald Trump...
Sebalik konsep puasa mengendalikan hawa nafsu, akan dikendalikan otak dengan proses adaftasi sebagai sebuah kebiasaan baru yang harus segera dibiasakan.
Respon yang dihasilkan lebih terencana, terarah, dan terstruktur. Konsep puasa mengendalikan hawa nafsu dengan mengubah pola makan otak lebih cepat adaftasi.