Bagian bawah bangunan memiliki tiang kayu sebagai penopang yang bertumpu di atas batu datar yang lebar.
Tinggi tiang penopang Rumah Gadang bisa mencapai dua meter yang berfungsi sebagai pelindung dari serangan binatang buas.
3. Bagian atap yang melengkung memiliki legenda tersendiri
Konon, bentuk tanduk di bagian atap adalah simbol kemenangan kompetisi adu kerbau dengan seorang raja di Jawa.
Dalam kisah versi berbeda, bentuk tanduk di atap Rumah Gadang terinspirasi dari kapal bernama Lancang.
Kapal Lancang tersebut memiliki tiang layar yang miring akibat beban yang berat, bentuk miringnya menyerupai gonjong.
Gonjong adalah bentuk lancip pada bagian atap Rumah Gadang.
4. Rumah Gadang hanya dibangun di kawasan sakral
Rumah Gadang tidak berada di seluruh wilayah Sumatera Barat saja, namun Rumah Gadang hanya boleh dibangun di kawasan tertentu.
Baca Juga: Pantesan Diboikot, Raffi Ahmad Ternyata Membelot ke Jokowi, Padahal Dulu Dukung Anies Baswedan
Kawasan tertentu ini memiliki status 'nagari'. Nagari merupakan sebuah desa yang sesuai atas pembagian pemerintah.
5. Menganut sistem matrilineal
Rumah Gadang di Minangkabau menganut sistem matrilineal yang berarti wanita memiliki aturan yang mengikat.