Kreasi Baru Kain Ecoprint, Fesyen Ramah Lingkungan yang Sedang Digemari Hingga Dijadikan Suvenir Khas Jogja!

- Senin, 27 Maret 2023 | 16:15 WIB
Ayu (31 tahun), Pengrajin Kain Ecoprint (Gorajuara/Indaha Zulfa)
Ayu (31 tahun), Pengrajin Kain Ecoprint (Gorajuara/Indaha Zulfa)

GORAJUARA - Industri fesyen Indonesia sedang gencar memproduksi berbagai gebrakan baru salah satunya jenis kain yang diproduksi. Akhir-akhir ini mencuat di media sosial mengenai kreasi kain ecoprint.

Terbaru di Yogyakarta terdapat sekelompok pengrajin batik yang juga memproduksi Kain Ecoprint sebagai salah satu produk unggulan yang bisa dijadikan suvenir khas kota pelajar itu.

Kreasi baru kain ecoprint ini merupakan sebuah ide unik yang menggabungkan antara kain dengan bahan-bahan alami dedaunan.

Baca Juga: Identik dengan Ramadhan, Ternyata Ini 4 Manfaat Blewah untuk Kesehatan

Corak dan motif yang dihasilkan terbilang sangat eksotis karena membentuk pola daun asli dengan kombinasi berbagai daun yang berbeda.

Tidak hanya coraknya saja yang nyentrik, daun yang telah diproses akan mengeluarkan warna alami sehingga menambah keindahan dan menjadi daya tarik tersendiri.

Hal inilah yang menjadikan kain ecoprint sebagai produk fesyen unggulan yang diklaim ramah lingkungan karena bahan-bahan yang digunakan.

Di Yogyakarta kita bisa menemukan produk tersebut dengan sangat mudah karena memang tersebar luas, terutama di pusat oleh-oleh kain batik.

Seperti pedagang batik yang berlokasi di depan kantor Kedaulatan Rakyat, Ayu, yang mulai memasarkan kain ecoprint semenjak bergabung dengan koperasi Nyawiji, salah satu paguyuban pedagang UMKM di Yogyakarta.

Wanita berusia 31 tahun tersebut selain menjual berbagai kain batik yang didapat dari produsen, juga menjual produk buatannya sendiri yakni kain ecoprint.

Menurutnya produk ini berpotensi besar di pasaran karena motifnya yang sangat berbeda dari kain pada umumnya.

Baca Juga: Tak Perlu Pusing, Ini Daftar Makanan Sehat Untuk Anak Usia 3 Tahun, Wajib Dicoba Ya...

“Motifnya alami karena kita pakai daun asli. Daunnya pun bisa apa aja, daun jati, daun pepaya, daun marenggo, banyak yang bisa dipakai,” paparnya saat ditemui langsung di kedai batik miliknya.

“Kalo untuk kainnya, biasa saya pake kain yang udah ada serat alaminya mbak, kayak sutra atau katun gitu, biar warna daunnya bisa gampang meresap dan jadi lebih bagus, kalo pake kain sintetis agak susah” imbuhnya menjelaskan perihal jenis kain yang digunakan.

Halaman:

Editor: Rany Listyawati Sis, St

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Memperingati Hari Teh Internasional

Senin, 22 Mei 2023 | 10:17 WIB