Pemkot Bandung dan BPS Siap Sinergikan Data Regsosek 2022

photo author
- Jumat, 16 September 2022 | 17:04 WIB
Pemkot Bandung dan BPS Siap Sinergikan Data Regsosek 2022 (Gorajuara/dok: Diskominfo Kota Bandung)
Pemkot Bandung dan BPS Siap Sinergikan Data Regsosek 2022 (Gorajuara/dok: Diskominfo Kota Bandung)

"Jangan sampai ada salah pemahaman mengenai definisi dari penduduk miskin ekstrem di Kota Bandung. Bisa dibayangkan nanti, kualifikasinya harus benar-benar ajeg. Jangan sampai ada yang tadinya tidak terdaftar, malah jadi ada," ungkap Ema.

Baca Juga: Isu Ferdy Sambo Memiliki Masalah Kejiwaan, Ditanggapi Ketua Komnas HAM, Apa Tanggapannya?

Ia juga berharap, data BPS bisa menjadi acuan bersama yang digunakan Pemkot Bandung dalam mengambil kebijakan strategis. Oleh karena itu, penting untuk menyelaraskan data BPS dengan data eksisting yang dimiliki para Organisasi Perangkat Daerah (OPD) saat ini.

"Pendataan penduduk dalam konteks lingkup sosial ekonomi ini merupakan langkah yang sangat strategis, tapi harus sangat berhati-hati untuk kita selaraskan," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Soni Bakhtiyar menilai, jika pendataan penduduk miskin ekstrem ini selesai, kemungkinan angka kemiskinan di Kota Bandung akan menurun.

Sehingga, pemerintah pusat akan memberikan perlindungan jaminan sosial ini hanya kepada warga miskin esktrem yang selama ini berada dalam desil 1.

"Dengan begitu, data DTKS yang sejumlah 319.000 akan dibersihkan yang berada di desil 2-4. Sehingga muncul angka kemiskinan di Kota Bandung yang akan dipublikasikan angka miskin esktremnya saja," kata Soni.

Namun menurutnya, perlu adanya indikator atau alat ukur yang lebih mengerucut dalam menentukan apakah warga tersebut masuk dalam kategori miskin ekstrem atau tidak.

Baca Juga: Ikatan Cinta Episode 874, Sienna dan Sal Telah Resmi Putus: Kita Benar-benar Selesai

Ditemui di tempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB), Dewi Kaniasari mengaku juga tengah mendata keluarga sampai tingkat RT.

Sebanyak 2.146 orang kader pendata diturunkan di tahun ini dengan proses yang sama yakni geotagging. Pendataan ini dilakukan dari 1 September - 31 Oktober.

"Beberapa indikator yang didata itu pembangunan keluarga dan sosek. Ada 55 variabel yang didata.

Target untuk tahun sekarang 314.259 KK yang akan didata," tutur Dewi

"Tiap 1 orang kader mendata 150 KK. Mungkin ada data yang berarsiran dengan BPS, bisa kita selaraskan," lanjutnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Fauzi Jaelani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini