GORAJUARA – Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie ambruk di panggung, di negara bagian New York, karena mengalami luka akibat tusukan.
Salman Rushdie, yang telah menghadapi ancaman mati lebih dari 30 tahun usai menulis novel The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan.
Polisi negara bagian New York, mengatakan Salman Rushdie menderita sejumlah tusukan pada leher ketika terjadi penyerangan di atas panggung, Jumat 12 Agustus 2022.
Hingga kini polisi belum mengetahui kondisi penulis novel tersebut, namun diduga mengalami 10 hingga 15 tusukan. Pelaku dinyatakan telah tertangkap dan dilakukan penahanan.
"Seorang tersangka laki-laki berlari ke atas panggung dan menyerang Salman Rushdie dan seorang pewawancara. Salman Rushdie menderita luka tusuk di leher, dan diangkut dengan helikopter ke rumah sakit daerah. Kondisinya belum diketahui," kata polisi dalam sebuah pernyataan, seperti dikutif Gorajuara.com dari Beita Subang.com.
"Peristiwa paling mengerikan baru saja terjadi di #chautauquainstitution - Salman Rushdie diserang di atas panggung di #chq2022. Amfiteater dievakuasi," kata seorang saksi di media sosial.
Baca Juga: Perkiraan Hukuman Ferdy Sambo, Mahfud MD: Kalau Terbukti, Maksimal Hukuman Mati
Pada tahun 1981, Salman Rushdie Penulis Novel kontroversial berusia 75 ini, menjadi perhatian setelah menulis novel keduanya berjudul, Midnight's Children. Mendapat pujian internasional, bahkan sekaligus Pemenang Booker Prize penghargaan bergengsi di Inggris .
Salman Rushdie, pada tahun 1988 ketika menulis novel berjudul, "The Satanic Verses" atau Ayat-ayat Setan, di luar dugaannya, memicu munculnya kemarahan.
Pemimpin revolusioner Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, menyerukan fatwa atas kematiannya. Bahkan Kepala Novelis Ayat-ayat Setan ini dihargai Rp 44 Miliar. Fatwa tersebut dikeluarkan pada tahun 1989, satu tahun setelah novel diterbitkan.
Novel Ayat-ayat Setan yang ditulis Salman Rushdie menimbulkan kontroversi sekala besar.