"Merasa sangat sedih, ia pun mengasingkan diri dan berkelana. Dia pun dikenal dengan julukan si buta dari gua hantu. Bersama temannya seekor monyet yang setia menemani, ia berjuang membasmi kebatilan dan kejahatan untuk membantu orang-orang yang tertindas," lanjut Ade.
Dikemas dengan apik dan menarik lewat gerakan serta kostum yang dipakai, tim atlet pencak silat ini pun mendapat penilaian tertinggi dari para juri.
"Kelompok lain juga membawa cerita legenda di masing-masing daerahnya. Beberpa yang dinilai itu pakaian, kostum, musik, dan penampilannya," ungkapnya.
Salah satu peserta atlet yang berperan sebagai si Mata Malaikat, Adriansyah Austin Horianto menuturkan, sejak duduk di bangku kelas 3 SD, sudah tertarik mendalami pencak silat. Hingga kini, ia berada di kelas 3 SMP.
Baca Juga: Nagita Slavina Sibuk Pilih MPASI Buat Rayyanza, Simak 5 Mitos Pemberian Makanan untuk Si Kecil
Menurutnya, hal tersulit dalam pencak silat bertema adalah melatih kekompakan antar peserta.
"Persiapannya dua bulan. Kesulitannya itu saat membuat kompak gerakan dan alur cerita," tutur Adrian.
Tak hanya ini, Adrian juga kerap menyabet medali emas dalam beberapa kesempatan. Salah satunya pada Hanifan YK Championship 2019.
"Dalam waktu dekat ini ada pertandingan beregu lagi di bulan September. Kita nanti persiapan itu juga," katanya.***