Jangan lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Begitu kira-kira artinya.
Sementara yang dilakukan Eril sepertinya ungkapan sebaliknya. Besar pendapatan daripada pengeluaran dengan memanfaatkan semaksimal mungkin segala yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan. Salah satunya memanfaatkan mobil antik miliknya.
Seorang pemuda yang memiliki sikap mandiri seperti ini sebenarnya sudah layak untuk menikah. Karena dia bisa dinilai sudah mampu mengatur keuangan keluarga.
Baca Juga: Dilaporkan Polisi atas Tuduhan Pengeroyokan, Iko Uwais Ungkap Dirinya Ditendang Duluan
Selain memperhatikan sisi pendapatan dan pengeluaran, pengaturan keuangan keluarga juga membahas tentang pos-pos pengeluaran.
Dalam pos-pos pengeluaran ada yang kategorinya wajib. Untuk pos ini terkait dengan kebutuhan pokok, biaya pendidikan.
Sementara untuk kategori sekunder, diantaranya jalan-jalan.
Bagi seorang muslim atau keluarga muslim, tentu ada pos sedekah, infak dan zakat. Karena inilah yang membuat harta menjadi berkah.
Bagi Eril yang belum berkeluarga, dia sudah bisa membuat pos pengeluarannya untuk sedekah, untuk membantu orang yang membutuhkan.
Seorang anak muda yang memiliki ayah seorang gubernur, Eril bisa dikatakan sebagai anak yang mandiri, karena memiliki pendapatan sendiri. Sebagai anak muda, dia tentu bisa menghabiskan, menggunakan hasil keringatnya sendiri itu untuk hura-hura atau hal-hal khas anak muda.
Tapi tidak bagi Eril. Jiwa sosial, kepeduliannya pada orang lain, membuatnya menyisihkan untuk orang lain. Membuat dirinya mampu membuat pos pengeluarannya untuk sedekah kepada orang lain.
Benar apa yang disabdakan Rasulullah saw, “Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang shalih.” (HR Ahmad 4/197. Syaikh Syu’aib Al-Amuth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)
Terima kasih Eril. Apa yang engkau lakukan semasa hidupmu, semoga menjadi inspirasi bagi kami semua. Tentu juga menjadi pemberat timbangan amal sholihmu. Aamiin.