Selain anggaran, Yana mengatakan lahan menjadi keterbatasan untuk hal tersebut.
"Selain anggaran, lahan salah satu kendala juga. Apalagi lahan kan di tengah kota terbatas, kalau pengadaan berat (anggarannya)," ujarnya.
Di tempat yang sama, Wakil Komandan Pussenkav, Brigadir Jendral TNI Hendrikus Joko Rianto menyampaikan ucapan terima kasih atas kolaborasi yang dilakukan. Hal ini menjadi bukti pemerintah dengan TNI mampu menghasilkan kebermanfaatan yang baik.
"Kami mendukung penuh kolam retensi, seperti diketahui letak geografis Kota Bandung pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, mengakibatkan Bandung punya curah hujan tinggi. Hal ini berdampak menyebabkan genangan air dan bahkan banjir," jelasnya.
"Sebagai upaya Pemkot Bandung untuk mengantisipasi ini dengan kolam retensi juga sumur sesapan air yang fungsinya penampungan air berasal dari curah hujan," bebernya.
Ia berharap kawasan tersebut menjadi menfaat bagi masyarskst juga lingkungan asrama Pussenkav.
"Makasih kepada pak wali sudah mewujudkan pembangunan kolam ini di lingkungan asrama Pussenkav. Akan bermanfaat bagi prajurit dan masyarakat yang tinggal disini," ujarnya.
Ia menambahkan, Pusenkav bagian instansi TNI AD, berada di Kota Bandung ikut mendukung program yang dilaksanakan Pemkot Bandung terutama bidang pembangunan.
"TNI AD hadir di tengah kesulitan masyarakat dan senantiasa menjadi solusi," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), Didi Ruswandi menjelaskan, kolam retensi ini yang ke-8 di Kota Bandung.
"Totalnya dengan ini sudah 8. Sudah bisa optimal untuk mengatasi banjir kalau ibaratnya hujan itu 1 drum kita itu baru kolam retensi 2 ember. Masih banyak ruang untuk membentuk itu," katanya.***