"Hal terakhir yang kami butuhkan adalah Twitter yang dengan sengaja menutup mata terhadap kekerasan dan ujaran kasar terhadap pengguna, terutama mereka yang paling terpengaruh secara tidak proporsional, termasuk wanita, orang non-biner, dan lainnya," tutur Michael Kleinman, direktur teknologi dan hak asasi manusia, di Amnesty International USA, mengatakan pada hari Senin.***
CONTENT CREATOR : Mohamad Irfan Sultoni
KATA KUNCI : ELON Musk, membeli, Twitter, hak asasi manusia, Tesla, platform
CAPTION FOTO : Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar atas kekhawatiran yang diajukan oleh kelompok tersebut
SUMBER FOTO : Gorajuara/dok:instagram/elonmusk
SUMBER BERITA : reuters