GORAJUARA - Selama ini aktivitas mudik selalu dijadikan kambing hitam. Pasalnya, begitu musim mudik usai, banyak pendatang dari kampung halaman ikut ke kota.
Ikut ke kota tanpa rencana dan tujuan yang matang. Akibatnya beban perkotaan bertambah seiringnya bertambah pendatang dari kampung halaman.
Tapi di sisi lain, orang-orang kota yang mudik, memiliki nilai positif bagi kampungnya. Positif dari sisi peningkatan perekonomian daerah usai dihantam pandemi Covid-19.
Baca Juga: Konflik di Palestina Belum Usai, Masjid Al–Aqsa Menjadi Sasaran Serangan Tentara Israel
"Mudik Lebaran di tahun 2022 ini merupakan momentum peningkatan perekonomian daerah," tutur Ekonom dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dr. Muzdalifah.
Menurut Muzdalifah, dengan adanya mudik berarti banyak orang bergerak menuju suatu wilayah, provinsi, kabupaten atau kota, bahkan antar pulau.
"Seiringnya adanya pergerakan orang ke kampung halaman, juga ada pergerakan di sana," kata Muzdalifah dikutip dari pikiran-rakyat.com, Sabtu 16 April 2022.
Baca Juga: Intip Profil Niki Zefanya Musisi Indonesia Pertama yang Tampil di Coachella 2022
Mereka yang pulang ke kampung halaman, biasanya mereka yang berhasil secara finansial. Oleh karenanya, akan berpengaruh pada daerah yang jadi tujuan mudik.
Pulang kampung bukan merupakan rencana sehari, tapi merupakan rencana jauh-jauh hari. Oleh karenanya, perlu adanya kesiapan secara keuangan. Mana mungkin mudik, bila tidak ada kesiapan finansial.
Terlebih di Indonesia ada tradisi bagi-bagi THR ke sanak keluarga. Ini otomatis, volume uang yang beredar di masyarakat meningkat.
Baca Juga: Kabar Gembira, Kemenag Segera Kembali Cairkan Dana BOS Madrasah di Bulan April 2022
Menurut Muzdalifah, mudik lebaran juga merupakan momen melepas kangen pada kuliner khas kampung, di samping tentunya melepas rindu bertemu sanak saudara.
Oleh karenanya, tambahnya, ada peningkatan permintaan produk kuliner yang hendak dinikmati saat mudik.
