Berdasarkan berbagai kejadian yang pernah dilakukan, Sesar Lembang menjadi salah satu sesar aktif di wilayah Jawa Barat yang harus diwaspadai potensi bencananya.
Ilmu paleoseismologi, yaitu suatu ilmu kajian tentang kejadian gempa di masa lalu, bahkan menyebutkan, jika sesar sepanjang 29 kilometer ini berpotensi akan melepaskan energinya secara periodik 500 tahun sekali.
Mengantisipasi kemungkinan timbulnya gempa bumi akibat pergeseran Sesar Lembang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat pun, sudah melakukan penyusunan rencana kontijensi.
Rencana kontijensi itu, menurut Duddy, dengan menitikberatkan pada langkah mitigasi Sesar Lembang oleh masyarakat.
Ia menyebutkan, dalam dokumen rencana kontijensi tersebut, pihaknya sudah melakukan skenario kemana warga harus dievakuasi.
Baca Juga: BKKBN Sebut Kota Cimahi Menjadi Wilayah Terpadat Kedua di Jawa Barat
“Sebab itu, untuk titik evakuasi sudah ditentukan di dalam dokumen rencana kontijensi. Namun untuk penentuan relokasi belum dilakukan," ujar Duddy.
Sementara itu, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pusdiklat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Theodora Eva pada suatu kesempatan pernah mengatakan, berdasarkan hasil penelitian ahli ITB yakni tim geologi, bahwa Sesar Lembang itu membentang dari Padalarang sampai Lembang.
Namun sampai saat ini, Eva menambahkan, tidak ada pihak yang mampu memprediksi kapan dan berapa kekuatan dari gempa patahan ini.
Tapi yang jelas, ungkap Eva lagi, jika Sesar Lembang mengalami pergeseran, dampak yang ditimbulkan diperkirakan akan sangat masif.
Terlebih lagi, masih menurut Eva, di garis Sesar Lembang ini kini berdiri deretan bangunan rumah milik warga, sekolah, kantor pemerintahan, hingga bangunan komersial lainnya.
Melihat betapa krusialnya dampak yang bakal ditimbulkan bila Sesar Lembang ini mengalami pergeseran, memang sudah saatnya pemerintah, warga dan semua pihak terkait lainnya, untuk melakukan antisipasi demi meminalisasi dampak kerugian maupun kerusakan yang bakal terjadi.***
