news

Iniah Manfaat Program ‘Sake Sapo’ Bagi Peserta Didik SMP Negeri 2 Tanjungsari

Sabtu, 19 Februari 2022 | 19:28 WIB
Penanaman jeruk tabulampot di SMP Negeri 2 Tanjungsari (Foto: Gorajuara.com/Dok. SMP Negeri 2 Tanjungsari)

GORAJUARA - Kegiatan Sake - Sapo merupakan salah satu upaya sekolah dalam pemulihan pembelajaran pasca pandemi Covid - 19, karena peserta didik banyak mengalami penurunan mutu pembelajaran (learning loss) selama belajar dari rumah (BDR).

Program Sake - Sapo berpihak kepada peserta didik, lebih sederhana, berbasis kompetensi, menguatkan karakter, fokus kepada materi esensial, melahirkan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, dan mendukung tercapainya visi pendidikan nasional, yakni terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.

Baca Juga: Album 'INVU' Milik Taeyon SNSD Berhasil Menjadi Penjualan Tertinggi di Hanteo

Peserta didik dibekali dengan kompetensi yang menjadi bekal di masa depan. Pada kegiatan Sake - Sapo peserta didik lebih diarahkan untuk melakukan proyek, menyingkap (inquiry), menemukan (discovery), pembelajaran berbasis masalah secara kontekstual, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/Hots).

Sekolah mengupayakan pemulihan penurunan kemampuan peserta didik, agar peserta didik memperoleh pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka,  sehingga tidak semakin tertinggal akibat learning loss.

Meskipun menurunnya ketercapaian belajar dan kemampuan kognitif peserta didik tetapi life skill, kreativitas, produktivitas, inovasi, dan kemandirian harus lebih meningkat dari pada masa normal.

Baca Juga: Jangan Lupa, Drama Forecasting Love and Weather Episode 3 Tayang Malam Ini

Kegiatan ini bisa menjadi modal penting dalam mendukung implementasi pembelajaran pasca pandemi Covid-19 sehingga tidak terjadi defisit kompetensi.

Pemeliharaan tabulampot dapat dijadikan bahan penelitian ilmiah sederhana yang dilakukan peserta didik  dan menghasilkan karya tulis yang akan dipublikasikan.

Setiap kelompok siswa yang terdiri dari 4-5 orang merawat satu pot yang terdiri dari 3 pohon jeruk santang madu. Setelah kegiatan penanaman jeruk santang, peserta didik dibekali dengan petunjuk perawatan dan lembar kerja.

Baca Juga: Lewat Layanan Telemedisin Pasien Isoman Dapat Obat Covid-19 Gratis, Segera Hubungi Nomor WA Kemenkes Ini
 
Lembar kerja peserta didik ini merupakan penuntun untuk melakukan perawatan tanaman, dan proses pengumpulan data terhadap respon dari tanaman setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Setiap kelompok diberikan rambu dan jadwal pemupukan.
 
Sisa tumbuhan yang dijadikan pupuk organik adalah kulit pisang yang telah direndam air dan dibusukkan selama 2 minggu. Pupuk organik dari sisa hewan adalah kulit telur yang yang telah dihancurkan sampai halus.

Pupuk organik ini akan diberikan pada komposisi dan waktu tertentu. Setelah perlakuan tersebut, peserta didik mengamati respon pertumbuhan tanaman berupa jumlah pucuk/tunas yang tumbuh, jumlah bunga, ukuran tinggi batang.

Baca Juga: Syane Jhovanka Tomamba, Sabet Medali Emas Olimpiade MIPA Tingkat Nasisonal 2022

Setiap sepekan sekali, menurut Sudrajat, peserta didik dari kelas 8 memberikan pupuk organik berupa pupuk cair hasil fermentasi kulit jeruk dan  pupuk organik dari cangkang telur (POCT) pada masing-masing pot sambil dilakukan pengamatan untuk mengisi data pada LKS.

Pupuk organik ini diproduksi sendiri oleh sekolah dengan memanfaatkan kulit pisang dan cangkang telur yang dibawa peserta didik.

Sedangkan untuk kelas 7 dan 9 menggunakan pupuk anorganik (NPK) untuk membantu kesuburan tanah dan berpengaruh terhadap kecepatan pertubuhan jeruk.  

Baca Juga: Isoman di Rumah , Berikut Ramuan Herbal yang Bisa Bantu Proses Pemulihan Saat Covid

Parameter yang digunakan untuk melihat pengaruh pupuk organik dan anorganik adalah pertambahan panjang batang, tunas samping dan tunas pucuk.

Selain itu faktor pengganggu tak luput dari pengamatan peserta didik, seperti adanya  ulat, kutu putih sebagai hama maupun penyakit yang menyerang daun.

“Untuk menjamin dilaksanakan perawatan oleh peserta didik, sekolah membuat tim Sake - Sapo dengan memberikan Surat Keputusan kepada guru yang menjadi koordinator perawatan jeruk untuk kelas 7, 8, dan 9 serta koordinator pot guru,” kata Kepala SMP Negeri 2 Tanjungsari, Sudrajat, S.Pd.,M.Pd., Sabtu 19 Februari 2022.

Baca Juga: Video Iqbaal Ramadhan Antri Minyak Viral di TikTok, Netizen: Dia Disuruh Emaknya

Untuk membekali tim Sake - Sapo dalam merawat jeruk santang, praktisi petani Lohjinawi memberikan pelatihan singkat tentang  cara pemberian pupuk, pemberantasan hama, pemotongan tunas air.

“Berdasarkan aktifitas dan data yang diperoleh, peserta didik akan diminta untuk menuliskan karya tulis ilmiah berupa laporan penelitian dari perlakuan mereka selama menaman jeruk santang. Karya tulis terbaik akan dipublikasikan, baik secara intern di sekolah maupun di ekternal di luar SMP Negeri 2 Tanjungsari,” pungkas Sudrajat.***

Tags

Terkini